Mendidik Anak di Era Digitalisasi Melalui Pengembangan IQ Tanpa Mengesampingkan EQ Mendidik Anak Di Era Digital

Main Article Content

Mohamad Miftah

Abstract

Setiap anak pada dasarnya memiliki kecerdasan yang berbeda - beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan manusia tidak hanya meliputi kecerdasan intelektual belaka. Kecerdasan anak bisa jadi termasuk dalam Multiple Intelligence. Dalam hal kecerdasan anak IQ bukan merupakan harga mati untuk kecerdasan sang buah hati. IQ bukan segalanya manakala tanpa diimbangi dengan EQ. Hidup seorang anak tidak sepenuhnya bergantung pada IQ, tanpa EQ akan menjadikan seorang anak menjadi kuper, minder atau lemah mental ketika berinteraksi dengan orang banyak. Kita sebagai orang tua harus peka dan selektif terhadap segala hal yang ada atau terjadi pada diri buah hati. Dan sebagai orang tua, perlu kita sadari jika si anak cukup cerdas emosinya, maka kemungkinan ia untuk hidup bahagia dan sukses akan terus meningkat. Artikel ditulis dengan tujuan sebagai tukar pikiran dan sekaligus memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan anak, dengan harapan semoga menjadi pencerahan dalam mendidik anak dan mengembangkan IQ tanpa mengesampingkan EQ anak agar selalu berupaya maju, kreatif, mandiri, dan berjiwa membangun. 

Article Details

How to Cite
Miftah, M. (2022). Mendidik Anak di Era Digitalisasi Melalui Pengembangan IQ Tanpa Mengesampingkan EQ : Mendidik Anak Di Era Digital. Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(7), 954–961. https://doi.org/10.32670/ht.v1i7.1716
Section
Articles

References

Abdul Rahman Sholeh, (2005). Pendidikan Agama dan Pengembangn untuk Bangsa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 63.

Abin Syamsuddin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.

Adedoyin, O.B., & Soykan, E. (2020). Covid-19 pandemic and online learning: The challenges and opportunities. Interactive Learning Environments, 1–13. doi.org.10.1080/10494820.2020.1813180.

Ardiana, R. (2022). Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. https://doi.org/10.37985/murhum.v3i1.65.

Ary Ginanjar Agustian. (2001). ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam; (Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Sipritua). Jakarta : Arga.

Basid, A. (2017). Innovation of islamic education (pai) based on multiple intelligences. Didaktika Religia. https://doi.org/10.30762/didaktika.v5i2.625.

Daniel Goleman. (1999). Working With Emotional Intelligence. (Terj. Alex Tri Kancono Widodo), Jakarta : PT Gramedia.

Eko Soenaryo SE. (2022). Sekolah Hanya Fokus IQ, EQ dan SQ Terlewatkan. Terbit pada koran pendidikan online: 27 April 2022 pada http://www.koranpendidikan.com/artikel/231/sekolah-hanya-fokus-iq-eq-dan-sq-terlewatkan.html.

Evridawati, B., Yufiarti, & Yetti, E. (2020). The Cognitive Style and Attachment on Early Childhood Speech Skills. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini. https://doi.org/10.21009/jpud.141.03.

H.M. Arifin. (2003). Teori-Teori Konseling Agama dan Umum. Jakarta. PT Golden Terayon Press.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Safaruddin, S. (2020). Pembelajaran Anak Dan Kecerdasan Spritual. Jurnal Al-Qalam: Jurnal Kajian Islam & Pendidikan. https://doi.org/10.47435/al-qalam.v8i1.206.

Sofyan S. Willis. (2004). Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta.

Syamsu Yusuf LN. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Rosda Karya Remaja.

Ubaydillah, AN. (2022). Selayang Pandang IQ, EQ dan SQ. Sumber dari http://forum.detik.com/showthread.php?t=29317, yang diakses tanggal 27 April 2022.

Wahyuningsih, S., & Umaeroh, S. (2021). Penanaman Karakter Kemandirian pada Anak Disabilitas Grahita melalui Pembelajaran Tematik di SDLB Kaliwungu Kudus. Lectura : Jurnal Pendidikan. https://doi.org/10.31849/lectura.v12i2.6323.

Yuwono, T. H. (2017). Full Day School: Realisasi Pembentukan Karakter Anak. Jurnal PIGUR.