HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN PERAWAKAN PADA BALITA
Keywords:
Balita, Berat Badan Lahir, PerawakanAbstract
Berat Badan Lahir (BBL) merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Perawakan adalah bentuk tubuh dan sikap badan. Bentuk tubuh merupakan bentuk fisik manusia sesuai dengan kontribusi relatif dari tiga elemen mendasar yang disebutnya somatotypes atau bentuk tubuh misalnya tinggi badan (pendek dan tinggi) dan berat badan (gemuk dan kurus). tujuan dari penelitian ini yaitu mengindentifikasi berat badan lahir dengan perawakan pendek pada balita di Posyandu Dusun Krajan Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan. Desain penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Bedasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan berat badan lahir dengan perawakan pada balita di Posyandu Dusun Krajan Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan. Rekomendasi penelitian ini adalah petugas kesehatan disarankan untuk memberi penyuluhan kesehatan pada saat posyandu tentang pentingnya gizi pada ibu hamil dan balita.
References
Aditiawati, Batubara, B. Pulungan Aman. Dkk,. (2017). Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia
Anindita, P. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1:617-626
Arikunto., 2011, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rintika Cipta., Jakarta
Assefa H, Belachew T, Negash L. 2013. Socioeconomic Factors Associated with Underweight and Stunting among Adolescents of Jimma Zone, South West Ethiopia: A Cross- Sectional Study. Hindawi Publishing Corporation ISRN Public Health Volume Article ID 238546, 7 pages, http://dx.doi.org/10.1155/2013/238 546
Badan Pusat Statistik. (2015). Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2015. Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan daasar 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Bhutta ZA, Ahmed T, Black RE, Cousens S, Dewey K, Giugliani E, Haider BA, Kirkwood B, Morris SS, Sachdev HPS, Shekar M, 2008. What works? Interventions for maternal and child undernutrition and survival. Journal Lancet, January 17, 2008, DOI:10.1016/S0140- 6736(07)61693-6, www.thelancet.com
Dinkes Provinsi Jawa Timur. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. (2016). Profil Kesehatan Kota Banda Aceh Tahun 2016. Banda Aceh; Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
Gea HT, Rita DC, Ribeiro S, Rosemeire LF, Maurico LB, Gustavo VM (2016). Factor Associated With Nutritional Outcomes In The Mother-Child Dyad: A Population- Based Cross Sectional Study, Public Health Nutrition: 19(15): 2725-2733.
Hizni A, Madarina J, Gamayanti IL (2010). Status Stunted dan Hubungannya dengan Perkembangan Anak Balita di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. (3):131-137.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2017. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam: Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, Edisi 1, Jakarta. Hal. 307-313.
Jayanti, F.A., Dharmawan, Y., & Aruben, R. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5 (4), 812-822
Kemenkes RI. (2012). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),. Laporan pendahuluan bidang pusat statistik. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2012.
Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Ketut I Swarjana, dkk. (2016). Statistik Kesehatan.Yogyakarta: Buku Statistik Kesehatan
Kusumawati E, Rohardjo S, Sari HP. Model pengendalian faktor resiko stunting pada anak bawah tiga tahun. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2015; 9 (3)
Kusumawati, D. D,. Septiyaningsih, R., & Kania. (2016). Faktor-faktor ibu yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah (bblr). Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), 1X(2), 8-16.
Kosim. (2012). Buku Ajar Neonatalogi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Nursalam. (2013) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho Cahyo, Prima M, Dewiyanti L, Rahmani A. 2013. Tingkat Keparahan Asifiksia Neonaturum Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. Universitas Muhammadiyah Semarang, Vol. 2, No. 1 Tahun 2013.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020. Standart Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Proverawati, A. (2010). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta
WHO & UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition The Achievable Imperative For Global Progress. New York: UNICEF.
Yongky (2012). Analisis Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Status Sosial Ekonomi dan Status Gizi Serta Hubungan dengan Berat Bayi Baru Lahir.