Tinjauan Lembaga Peradilan Adat Minangkabau Dalam Sistem Peradilan Di Indonesia (Kajian Terhadap Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Nagari Di Provinsi Sumatera Barat)

Authors

  • Adeb Davega Prasna Dosen Tetap STAI Indonesia Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.32670/ht.v2i2.1337

Keywords:

Customary Court, Minangkabau, Judicial Power

Abstract

Overview of the Minangkabau Adat Court in the Indonesian Judicial System (Review of Regional Regulation Number 7 of 2018 concerning Nagari in West Sumatra Province). This study aims to analyze the position and function of the Customary Courts in the West Sumatra Regional Regulation No. 7 of 2018. In addition, this study also analyzes the existence of adat court institutions in the context of reforming the Indonesian constitutional system. This study uses a library research method with a qualitative approach. This study also uses a historical approach by examining the history of the position of the adat court in Indonesia. The results of the study show that the adat court institution in Indonesia has existed for a long time, even before the colonial period. After that, the existence of adat court institutions in Indonesia was still recognized until 1951. After the issuance of Emergency Law no. 1 of 1951, all adat court institutions in Indonesia were abolished and their existence was not recognized. The Regional Government of West Sumatra gave birth to Regional Regulation No. 7 of 2018 concerning Nagari which regulates autonomous Nagari government based on the Undang-Undang Desa and Undang-Undang Pemerintahan Daerah. The most interesting thing about this Perda is the inclusion of provisions on the Nagari Court which aims to resolve customary civil problems that arise in the community. The existence of this adat court institution should be legally and legally recognized. This recognition can be done by including the customary court as a special judicial institution under the Supreme Court, or its existence is recognized as an alternative institution for resolving cases outside the court.

References

______. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

________. Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, dan Pidato Alua Pasambahan Adat di Minangkabau. Bandung: Remadja Karya, 1984.

________. Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia. Bandung: Mandar Maju, 1992.

________. Pokok-Pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Alamsyah, Nandang dkk. Teori dan Praktek Kewenangan. Yogyakarta: Pandiva, 2017.

Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali Press, 2014.

Azhari, Aidul Fitriciada. Rekontruksi Tradisi Bernegara Dalam UUD 1945. Yogyakarta: Genta Publishing. 2014.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Bzn, B. Ter Haar. Asas-Asas dan Susunan Hukum Adat. Terj: Soebakti Poesponoto. Jakarta: Pradnya Paramita, 1980.

C. Anderson, Sybol S. Hegel’s Theory of Recognition. New York: Continuum International Publishing Group, 2009

Dijk, Van. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Terj: A. Soehardi. Bandung: Sumur, 1979.

Dirajo, Datuk Sangguno. Curaian Adat Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka Indonesia, 1987.

Hadikusuma, Hilman. Peradilan Adat di Indonesia. Jakarta: Miswar, 1989.

Hakimy, Idrus Dt. Rajo Penghulu. 1000 Pepatah-petitih, Mamang, Bidal, Pantun Gurindam Bidang Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Hukum, Hankam, dan Agama di Minangkabau. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

https://badilum.mahkamahagung.go.id/berita/58-artikel-hukum/2453-peran-kerapatan-adat-nagari-kan-dalam-menyelesaikan-sengketa-tanah-ulayat-kaum.html Diakses pada tanggal 20 Desembr 2018 pukul 09.31 WIB

Jimly Asshiddiqie. Penguatan Sistem Pemerintahan dan Peradilan. Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Kuncoro, Mudrajat. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga, 2004.

LKAAM Sumatera Barat. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Padang: Sako Batuah, 2002.

Lukito, Ratno. Hukum Sakral dan Hukum Sekuler Studi Tentang Konflik dan Resolusi Dalam Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2008.

M.S, Amir. Adat Minangkabau; Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: Citra Harta Prima, 2011.

Manan, Bagir dkk. Beberapa Masalah Hukum Tatanegara Indonesia. Bandung: Alumni, 1993.

Mansur, Teuku Muttaqin dan Faridah Jalil. Aspek Hukum Peradilan Adat di Indonesia Periode 1602-2009. Jurnal Kanun No. 59, Th. XV, April, 2013.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta:Kencana Prenada Media, 2014.

Natabaya. Sistem Peraturan Perundang-Undangan Indonesia. Jakarta: Setjen dan Kepaniteraan MK RI. 2006.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat). Jakarta: Rajawali Press, 2001.

Soemantri, Sri. Hukum Tata Negara Indonesia; Pemikiran dan Pandangan. Jakarta: Rosda Karya, 2014.

Syafrudin, Ateng. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggungjawab, Jurnal Pro Justisia, Edisi IV, Universitas Parahyangan, Bandung, 2000.

Utama, Tody Sasmita Jiwa dan Sandra Dini Febri Aristya, Kajian tentang Relevansi Peradilan Adat terhadap Sistem Peradilan Perdata Indonesia. Jurnal Mimbar Hukum Vol. 27 No. 1, Februari 2015. http://huma.or.id/wp-content/uploads/2013/10/MAKALAH-1-.pdf.

Wingnjodipuro, Surojo. Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung, 1983.

Yaswirman. Hukum Keluarga; Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat dalam Masyarakat Matrilineal Minangkabau. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta, Kencana Prenada Media, 2014.

Downloads

Published

2022-02-24

How to Cite

Adeb Davega Prasna. (2022). Tinjauan Lembaga Peradilan Adat Minangkabau Dalam Sistem Peradilan Di Indonesia (Kajian Terhadap Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Nagari Di Provinsi Sumatera Barat). Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 2(2), 427–437. https://doi.org/10.32670/ht.v2i2.1337