Ketahanan Ekonomi Wilayah dalam Perspektif Tata Kelola Pengelolaan Tambang di Provinsi Bangka Belitung
DOI:
https://doi.org/10.59188/covalue.v15i01.4412Keywords:
Ketahanan Ekonomi Wilayah, Pertambangan, Tata KelolaAbstract
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan gangguan pada rantai pasok global, penurunan harga komoditas, dan berkurangnya aktivitas ekonomi yang secara langsung mempengaruhi industri pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung. Penurunan harga timah di pasar global selama pandemi membuat pendapatan dari sektor ini menurun drastis, berdampak pada kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan dan memberikan layanan publik. Selain itu, banyak tenaga kerja di sektor pertambangan mengalami pemutusan hubungan kerja atau pengurangan jam kerja, meningkatkan angka pengangguran dan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat resistensi dan recovery kabupaten/kota di Provinsi Bangka Belitung terhadap guncangan ekonomi akibat pandemi. Metode yang digunakan merujuk pada literatur dengan mengukur perubahan jumlah tenaga kerja di sektor industri manufaktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa dua kabupaten/kota, Kota Pangkal Pinang dan Belitung, memiliki nilai negatif untuk indikator resistensi dan recovery, menunjukkan tingkat ketahanan yang rendah terhadap pandemi. Kabupaten Bangka memiliki resistansi yang rendah tetapi mampu bangkit pasca pandemi, sementara empat kabupaten lainnya (Bangka Barat, Bangka Tengah) tidak terpengaruh secara signifikan oleh krisis nasional. Penelitian ini juga mengkaji kapasitas ketahanan ekonomi wilayah tambang timah Bangka Belitung dari perspektif tata kelola sumber daya alam, manajemen fiskal daerah, dan perizinan tambang. Temuan menunjukkan pentingnya strategi pengelolaan yang efektif untuk memastikan keberlanjutan sektor pertambangan dan memperkuat ketahanan ekonomi wilayah di Provinsi Bangka Belitung.