Implementasi Manajemen Krisis Pariwisata Pasca Tsunami Di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

Authors

  • Brantas Brantas Politeknik Pariwisata NHI Bandung
  • Rifa Agustina Salsabila Politeknik Pariwisata NHI Bandung
  • Beta Budisetyorini Politeknik Pariwisata NHI Bandung
  • Rachmat Syam Politeknik Pariwisata NHI Bandung

DOI:

https://doi.org/10.36418/covalue.v14i4.3736

Keywords:

Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, Manajemen krisis pariwisata, Tsunami

Abstract

Tanjung Lesung merupakan kawasan strategis pariwisata dan pada tahun 2015 resmi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Desa Tanjungjaya, Kec. Panimbang, Kab. Pandeglang, Provinsi Banten. Setelah mengalami bencana alam tsunami pada 22 Desember 2018, PT. Banten West Java Tourism Development terus melakukan upaya pemulihan dalam meningkatkan kembali pariwisata di Tanjung Lesung melalui implementasi program manajemen krisis pariwisata. Manajemen krisis digunakan oleh suatu organisasi sehubungan dengan suatu masalah yang berada di luar kendali. Manajemen krisis pariwisata terbagi menjadi enam tahapan yaitu, pre-event, prodromal, emergency, intermediate, recovery dan resolution. Tujuan penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan enam tahapan manajemen krisis pariwisata saat setelah terjadinya tsunami. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif menjelaskan fenomena yang ada saat ini atau masa lampau. Hasil penelitian terdapat Enam tahapan manajemen krisis pariwisata di KEK Tanjung Lesung sudah menerapkan sistem peringatan dini, satgas bencana, SOP gempa bumi dan bencana, instruksi evakuasi, dan pembentukan tim tanggap darurat. Ada beberapa indikator yang belum diterapkan dan masih dalam proses perencanaan untuk meningkatkan tindakan enam tahapan manajemen krisis pariwisata di masa depan.

Downloads

Published

2023-09-15