Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan
Volume 12, Nomor 1, Januari 2022
p-ISSN 2086-3306 ; e-ISSN
How to cite:
Nurul Fadhila. (2022). Pengaruh Arus Kas, Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal
Terhadap Persistensi Laba. Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan, 13(1): 10-18
E-ISSN:
Published by:
https://journal.ikopin.ac.id/
PENGARUH ARUS KAS, PERBEDAAN LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL
TERHADAP PERSISTENSI LABA
Nurul Fadhila
Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Institut Manajemen Koperasi, Indonesia
1
nurulfadhila18@gmail.com
1
Abstrak
Latar belakang: Belakang ini dunia usaha sedang mengahadapi krisis keuangan yang cukup
hebat akibat dari dampak adanya pandemi Covid-19.
Tujuan penelitian: Menganalisis dan mendapatkan bukti apakah arus kas, perbedaan laba
akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba perusahaan pada PT. XYZ.
Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kuantitatif, yang betujuan untuk mengumpulkan, mengelolah, menguji, dan menganalisa suatu
data yang berupa angka-angka untuk mengetahui pengaruh arus kas dan perbedaan laba
akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba.
Hasil penelitian: Menurut hasil uji simultan F didapatkan hasil signifikasi sebesar 0.016 yang
lebih rendah dari 0.05 yang artinya variabel independen (rasio intensitas modal, arus kas bebas
dan manfaat) berpengaruh dengan variabel devenden.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian maka arus kas operasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap persistensi laba. Artinya, bahwa semakin tinggi arus kas operasi suatu
perusahaan maka akan persistensi laba perusahaan juga akan meningkat. Perbedaan laba
akuntansi dan laba fiskal berpengaruh positif signifikan terhadap persistensi laba, yang
artinya semakin tinggi nya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal maka semakin
rendahnya persistensi laba suatu perusahaan.
Kata kunci: Arus Kas, Aktivitas Operasi, Perbedaan Laba Akuntansi, Laba Fiskal, Persistensi
Laba
Abstract
Background: Recently, the business world is facing a fairly severe financial crisis as a result of
the impact of the Covid-19 pandemic.
Research purposes: Analyzing and obtaining evidence of whether cash flow, accounting profit
differences and fiscal profit have an effect on the persistence of company profits at PT. XYZ.
Research methods: The research method used in this study is a quantitative method, which aims
to collect, manage, test, and analyze data in the form of numbers to determine the effect of cash
flows and differences in accounting and fiscal profits on earnings persistence.
Research results: According to the results of the simultaneous F test, a significance result of
0.016 is obtained which is lower than 0.05, which means that the independent variables (capital
intensity ratio, free cash flow and benefits) have an effect on the dividend variable.
Conclusion: Based on the results of the study, operating cash flow has a positive and significant
effect on earnings persistence. This means that the higher the operating cash flow of a company,
the persistence of company profits will also increase. The difference between accounting profit
and fiscal profit has a significant positive effect on earnings persistence, which means:
it means that the higher the difference between accounting profit and fiscal profit, the lower the
persistence of a company's profit.
Keywords: Cash Flow, Operating Activities, Accounting Profit Differences, Fiscal Profit,
Earnings Persistence
Diterima: 26-11-2021; Direvisi: 29-11-2021; Disetujui: 14-01-2022
PENDAHULUAN
Belakang ini dunia usaha sedang mengahadapi krisis keuangan yang cukup hebat
akibat dari dampak adanya pandemi Covid -19. Keadaan ini mengakibatkan banyak
perusahaan yang mengalami kerugian bahkan sampai gulung tikar. Keadaan ini pada
akhirnya memaksa perusahaan yang masih bertahan untuk tetap bertahan untuk menjaga
Pengaruh Arus Kas, Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal Terhadap Persistensi Laba
Nurul Fadhila 11
kelangsungan hidupnya dengan bersaing dengan perusahaan lain. Untuk dapat bersaing
dengan perusahaan lain maka perusahaan membutuhkan dana atau modal yang dapat
diperoleh dari investor ataupun kreditur. Dana tersebut dapat diperoeh apabila perusahaan
mendapatkan kepercayaan dari para investor maupun kreditur. Kepercayaan itu dapat
diperoleh jika perusahaan dapat menunjukan kinerja perusahaan yang baik.
Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat pada laba perusahaan
yang diperoleh setiap tahunnya. Pelaporan keuangan adalah salah satu cara perusahaan
untuk mengiformasikan kondisi keuangan dari hasil kegiatan operasi selama periode
tertentu kepada berbagai pihak yang berkepentingan seperti, investor, kreditor,
pemerintah, dan pembuat kebijakan. Selain itu, pelaporan keuangan juga menggunakan
informasi arus kas untuk ukuran kinerja perusahaan.
Menurut Kieso (2010:1244) tujuan laporan arus kas yang utama adalah
memberikan informasi tentang penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama suatu
periode. Dan tujuan kedua adalah untuk menyediakan informasi kas dasar tentang operasi
perusahaan, investasi, dan pendanaan.
Informasi tentang laba merupakan salah satu informasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan. Informasi yang mempunyai kaitan dengan laba mempunyai peranan
terpenting dalam laporan keuangan, karena informasi yang berkaitan dengan laba
(earnings) mempunyai peranan yang sangat penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Laba biasa digunakan untuk menjadi dasar
dalam pengambilan keputusan untuk investasi, pemberian kompensasi, bonus, sebagai
pengukur kinerja manajemen, dan penentuan besarnya penghasilan kena pajak. Oleh
karena itu, laba yang bekualitas diperlukan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laba
yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kelanjutan laba (Sustainable earnings)
di masa depan yang disebut dengan persistensi laba (Penman, 2001).
Laba yang dilaporkan menjadi dasar dalam menetapkan pajak. Dalam penetapan
ini sering terjadinya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan tujuan masing-masing laba dalam pelaporan laba.
Besarnya perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal dianggap sebagai dasar kualitas
laba.
Persistensi laba akuntansi merupakan revisi pada laba akuntansi yang diharapkan di
masa yang akan datang (Djamaludin, 2008:55). Besarnya revisi laba akuntansi ini akan
menunjukkan tingkat persistensi laba.
Persistensi laba merupakan salah satu karateristik relevansi laba, maka beberpa
informasi dalam perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dapat mempengaruhi
persistensi laba.
Menurut Hanlon (2005) persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan arus
kas yang terdapat di dalam laba saat ini yang memiliki sifat sementara dan permanen.
Sedangkan menurut penelitian Meythi (2006) menjelaskan bahwa arus kas tidak
berpengaruh terhadap persistensi laba, dan menurut Sri Wineh (2008) menjelaskan bahwa
arus kas operasi dapat berpengaruh terhadap persistensi laba.
Faktor lain yang memperngaruhi persistensi laba selain arus kas adalah perbedaan
laba akuntansi dan laba fiskal. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal secara negatif
berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, yang artinya bahwa semakin besar
selisih laba akuntandi dan laba fiskal maka semakin rendah persistensi laba perusahaan
tersebut (Wijayanti, 2006). Perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal secara umum
dikelompokkan pada perbedaan permanen (permanent differences) dan perbedaan
sementara atau waktu (temporary or timing differences).
Saat ini perusahaan PT. XYZ masih membuat pembukuan ganda yaitu laporan
keuangan akuntansi dan laporan keuangan fiskal. Perusahaan tidak perlu membuat
Vol. 13, No. 1, pp. 10-18, Januari 2022
12 https://journal.ikopin.ac.id/
laporan keuangan ganda untuk memenuhi tujuan dari laporan keuangan akuntansi dan
laporan keuangan fiskal. Tetapi, ketika perusahaan akan membuat laporan keuangan
fiskal maka akan terlebih dahulu melakukan rekonsiliasi terhadap laporan keuangan
komersial.
Rekonsisliasi fiskal merupakan penyesuaian yang dilakukan kepada laporan
keuangan komersial berdasarkan ketentuan perpajakan, sehingga didapat laba fiskal.
Karenanya, adanya perbedaan pada dasar penyusunan dalam perhitungan laba menurut
laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan perpajakan dapat menyebabkan
perbedaan pada jumlah antara penghasilan sebelum pajak (laba akuntansi) dengan
penghasilan kena pajak (laba fiskal).
Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dapat mewakili kebebasan manajemen
dalam proses akrual, maka menurut Yulianti (2004) banyak peneliti yang
menggunakannya sebagai indikator manajemen laba dalam menilai kualitas laba. Joss
(2000) membuktikan bahwa hubungan negatif antara laba dengan return saham pada
perusahaan yang mempunyai perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal
sebagai bukti adanya manajemen laba. Sedangkan pada penelitian Nissim (2004)
membuktikan rasio laba akuntansi terhadap laba fiskal dapat memprediksi pertumbuhan
laba untuk lima tahun kedepan, dan mempunyai hubungan kuat dengan return saham di
masa yang akan datang.
Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan Informasi
Teknologi. Dipilihnya perusahaan ini karena perusahaan tersebut menyelenggarakan
pembukuan atau menyusun laporan keuangan komersial berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia dan menyusun laporan keuangan fiskal
berdasarkan peraturan perundang-udangan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif,
yang betujuan untuk mengumpulkan, mengelolah, menguji, dan menganalisa suatu data
yang berupa angka-angka untuk mengetahui pengaruh arus kas dan perbedaan laba
akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba.
Penelitian ini bertempat di Penelitian ini dilaksanakan di Perseroan Terbatas (PT)
XYZ yang merupakan perusahaan Informasi Teknologi yang beralamat di Perkantoran
Tujuh Jl. Tebet Raya 7 Blok A 1-2, Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Teknik pengumpulan data yang digunakan sehingga dapat mendukung perolehan
informasi untuk penyusunan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian Langsung (Field Resech)
Penelitian langsung adalah studi lapangan dengan melakukan peninjauan secara
langsung untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan penelitian.
a. Observasi (Observation)
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung
terhadap objek yang diteliti agar mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung
dan melengkapi hasil penelitian.
b. Dokumentasi (Dokumentation)
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
pencatatan dan pengumpulan data yang diidentifikasi dari dokumentasi yang
terdapat kaitan dengan masalah yang diteliti.
c. Wawancara (Interview)
Pengaruh Arus Kas, Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal Terhadap Persistensi Laba
Nurul Fadhila 13
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanyajawab
yang dilakukan dengan objek yang sedang diteliti.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Studi pustaka adalah mengumpulkan data dari beberapa bahan pustaka
(referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas pada penelitian.
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis pada
penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif dan metode analisis regresi
berganda. Sebelum data dianalisis dengan regresi berganda, maka dilakukan
terlebih dahulu uji asumsi klasik, maka dilakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik
yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedasitas sebelum melakukan uji hipotesis. Penelitian ini menggunakan
bantuan dari perangkat lunak SPSS untuk menganalisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Nilai Arus Kas terendah (minimum) adalah 26.443.973.819 yang diperoleh PT.
XYZ pada tahun 2016, sedangkan nilai tertinggi (maximum) adalah 20.497.478.985
diperoleh PT. XYZ pada tahun 2019. Rata-rata (mean) dari Arus Kas adalah
1.864.012.036,60 dengan nilai standar deviasi sebesar 19.398.840.291,50. Variabel Beban
Pajak Tangguhan memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 478.296.806 yang diperoleh
PT. XYZ pada tahun 2016 ,sedangkan nilai tertinggi (maximum) adalah 5.441.154.927
pada tahun 2019. Ratarata (mean) dari Beban Pajak Tangguhan adalah 2.248.437.921,80
dengan nilai standar deviasi sebesar 1.922.658.349,25.
Variabel Total Aset memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 2.907.425.950 yang
diperoleh PT. XYZ pada tahun 2020,dan nilai terbesar (maximum) adalah
131.444.714.260 diperoleh pada tahun 2019. Rata-rata (mean) dari Total Aset adalah
63.861.516.018,00 dengan nilai standar deviasi sebesar 46.269.528.224,06. Variabel Laba
Akuntansi Sebelum Pajak memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 1.626.612.396 yang
diperoleh PT. XYZ pada tahun 2020, dan nilai terbesar (maximum) adalah
22.988.531.786 diperoleh pada tahun 2019. Rata-rata (mean) dari Laba Akuntansi
Sebelum Pajak adalah 6.278.719.033,60 dengan nilai standar deviasi sebesar
9.347.928.356,18. Koperasi Mitra Usaha membuat laporan keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengurus kepada anggota koperasi. Laporan keuangan merupakan
hasil akhir yang telah dicapai dari kegiatan usaha dalam satu periode akuntansi. Melalui
laporan keuangan Koperasi Mitra Usaha akan menyediakan informasi yang dapat
dipercaya dalam pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi anggota koperasi. Maka,
laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan pedoman akuntansi yang berlaku
sehingga informasi yang disajikan akurat, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Hasil uji kolmogorov smirnov di atas, di dapat nilai p-value (asymp.sig) 0,200
dimana nilai tersebut lebih dari 0,05. Pengujian akan menolak Ho jika p-value < α
(10%). Hasil pengujian menunjukkan p-value lebih dari α (10%) maka residual telah
berdistribusi normal.
b) Uji Heteroskedastistas
Hasil dari scatterplot tersebut dapat dilihat bahwa data tidak membentuk suatu pola
tertentu dan titik-titik data tidak hanya mengumpul di atas atau di bawah angka 0
Vol. 13, No. 1, pp. 10-18, Januari 2022
14 https://journal.ikopin.ac.id/
saja melainkan menyebar di atas dan di bawah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak
ada heterokedastisitas pada data residual.
c) Uji Autokolerasi
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar
2,205. Terlihat bahwa nilai Durbin Watson berada pada daerah tidak menolah H0.
Dalam hal ini kita dapat membuat kesimpulan dengan melihat nilai 2,205 yang lebih
mendekati nilai 4-dU, maka cenderung akan menerika Ho dibandingkan
menolaknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
d) Uji Multikolinieritas
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat bahwa nilai VIF lebih kecil dari
standari nilai VIF 10 dan nilai tolerance lebih besar dari standar nilai tolerance 0,10.
Antara lain variabel arus kas operasi dengan nilai tolerance nya sebesar 0,931 dan
nilai VIF nya sebesar 1,074, variabel perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal nilai
tolerance nya sebesar 0,931 dan nilai VIF nya sebesar 1,074. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas atau korelasi yang tinggi antara
variabel independen.
Hasil Uji Hipotesis
a) Pengaruh Arus Kas (X1) terhadap Persistensi Laba (Y)
Hasil Uji t
Berdasarkan hasil uji t,nilai thitung 3,128 dengan signifikansi t sebesar 0,041.
Dengan menggunakan n sebanyak 5, diperoleh nilai df (degree of freedom) sebanyak 3,
maka nilai ttabel diperoleh sebesar 2,353. Nilai thitung sebesar 3,128 lebih besar daripada
nilai ttabel sebesar 2,353. Sedangkan jika dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh
sebesar 0,041 lebih kecil dari 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
sehingga Hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh positif yang signifikan antara
Arus Kas terhadap Persistensi Laba” terbukti kebenarannya.
Hasil Koefisien Regresi
Berdasarkan hasil hitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien regresi
untuk variabel Arus Kas (X1) sebesar 0,263, dengan nilai konstanta sebesar
5788612591,382. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel Arus Kas (X1)
secara linier mempunyai pengaruh positif terhadap Persistensi Laba sebesar 0,263, yang
dapat diartikan bahwa semakin meningkat Arus Kas maka Persistensi Laba (Y) akan
mengalami peningkatan juga.
Hasil Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, diketahui bahwa nilai R Square
sebesar 0,298. Hal ini berarti bahwa Persistensi Laba dipengaruhi oleh Arus Kas sebesar
29,8% dan sisanya 71.2% dipengaruhi faktor lainnya.
b) Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (X2) terhadap
Persistensi Laba (Y)
Hasil Uji t
Berdasarkan hasil uji t (X2), nilai t hitung 3,409 dengan signifikansi t sebesar
0,070. Dengan menggunakan n sebanyak 5, diperoleh nilai df (degree of freedom)
sebanyak 3, maka nilai ttabel diperoleh sebesar 2,353. Nilai thitung sebesar 3,409 lebih
besar daripada nilai ttabel sebesar 2,353. Sedangkan jika dilihat dari nilai signifikansi
yang diperoleh sebesar 0,070 lebih kecil dari 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, sehingga Hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba” terbukti
kebenarannya.
Hasil Koefisien Regresi
Pengaruh Arus Kas, Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal Terhadap Persistensi Laba
Nurul Fadhila 15
Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana diperoleh nilai koefisien
regresi untuk variabel Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (X2) sebesar
13945327220,245, dengan nilai konstanta sebesar 7636491873,072. Hasil regresi tersebut
menunjukkan bahwa variabel Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (X2) secara
linier mempunyai pengaruh positif terhadap Persistensi Laba sebesar 13945327220,245,
yang artinya semakin meningkat Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (X2), maka
Persistensi Laba (Y) akan semakin meningkat juga.
Hasil Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, diketahui bahwa nilai R Square
sebesar 0,281. Hal ini berarti bahwa Persistensi Laba dipengaruhi oleh Perbedaan Laba
Akuntansi dan Laba Fiskal sebesar 28,1% dan sisanya 71,9% dipengaruhi faktor lainnya.
c) Pengaruh Arus Kas (X1) dan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (X2)
terhadap Persistensi Laba (Y)
Hasil Uji F
Nilai Fhitung sebesar 10,810 dan sig sebesar 0,053. Dengan menggunakan df
(degree of freedom) yaitu df1 = 2 dan df2 = 2, diperoleh Ftabel sebesar 9,55. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai Fhitung 10,810 > Ftabel 9,55, sedangkan hasil signifikansi
diperoleh nilai sebesar 0,053 < 0,10. Sehingga hipotesis yang menyatakan “terdapat
pengaruh positif yang signifikan antara Arus Kas dan Perbedaan Laba Akuntansi dan
Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba” dapat diterima.
Hasil Koefisien Determinasi
Diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,447. Hal ini berarti bahwa 44,7%
Persistensi Laba dipengaruhi oleh variabel Arus Kas dan Perbedaan Laba Akuntansi dan
Laba Fiskal, sedangkan sisanya 55,3% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Pengaruh Arus Kas Terhadap Persistensi Laba
Berdasarkan analisis statistik di atas dalam penelitian ini bahwa H1 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi diperoleh nilai thitung sebesar 3,128
dan signifikasi sebesar 0,041. Jika di bandingkan dengan nilai ttabel diperoleh sebesar
2,353, maka thitung > ttabel dan sig < 0,10. Maka hal ini menunjukkan bahwa H1
diterima, yang artinya bahwa arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
persistensi laba pada perusahaan informasi teknologi tempat penguji meneliti. Arus kas
dapat mempengaruhi persistensi laba karena terdapat indikator dari komponen-komponen
yang ada di dalam arus kas operasi itu sendiri seperti, penyusutan aset tetap, piutang,
persediaan, pajak dibayar dimuka, aset, biaya yang masih harus di bayar, hutang, dan
kewajiban imbalan pasca kerja. Laporan arus kas (cash flow) menjadi indikator untuk
menilai kegiatan operasional pada masa lalu untuk merencanakan aktivitas investasi dan
pembiayaan di masa depan. Selain itu laporan arus kas menggambarkan tentang
penggunaan uang (kas) yang terdiri dari 3 bagian aktivitas yaitu investasi, operasi dan
pendanaan. Sehingga sangat perlu bagi sebuah perusahaan untuk mengerti mendalam
tentang hal ini. Jika dilihat secara luas tujuan dan fungsi laporan ini, adalah memberikan
semua informasi tentang penerimaan dan pengeluaran yang sesuai dengan Prinsip Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 2, yang dimana ada tambahan mengenai aktivitas
pendanaan menjadi alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang siap dipakai untuk
investasi dan kegiatan operasional perusahaan kapanpun dibutuhkan, baik yang tersimpan
di dalam perusahaan dan di bank yang selalu siap digunakan. Oleh sebab itu laporan arus
kas menjadi salah satu faktor penting agar kedepannya sebuah perusahaan dapat memiliki
laba yang persisten. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
arus kas operasi suatu perusahaan maka akan meningkatkan persistensi laba perusahaan
Vol. 13, No. 1, pp. 10-18, Januari 2022
16 https://journal.ikopin.ac.id/
tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian (Asma, 2013) dan Dewi (2015)
yang menyakatan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Tetapi
hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Meythi (2006) yang menyatakan
bahwa arus kas tidak mempengaruhi persistensi laba.
Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal dengan Proksi Beban Pajak
Tangguhan terhadap Persistensi Laba
Dari hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diatas, diperoleh bahwa beban
pajak tangguhan berpengaruh secara signifikan terhadap terhadap persistensi laba, dengan
nilai signifikan sebesar 0,070 (sig < 0,10). Maka artinya perbedaan laba akuntansi dan
laba fiskal bernilai positif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, atau dengan
kata lain semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal maka akan
menunjukkan persistensi laba yang semakin rendah, dan dengan demikian H2 dapat
diterima.
Beban pajak tangguhan dan total aset merupakan indikator yang dapat
mempengaruhi perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba.
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba,
karena laba yang ada di laporan keuangan mengukur keuntungan perusahaan yang berasal
dari laba fiskal atau laba setelah pajak. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
dapat digunakan untuk menilai kebijakan manajemen dalam proses akrual yang berkaitan
dengan mengestimasi nilai depresiasi dan pengakuan penghasilan. Meskipun besar
kecilnya ukuran perusahaan tidak dapat menjelaskan tentang perbedaan antara laba
akuntansi dan laba fiskal, akan tetapi perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal tetap
menjadi salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan untuk
mendapatkan laba yang persisten.
Hasil pengujian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
(Annisa & Kurniasih, 2017) yang menjelaskan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap persistensi laba.Menurut Resmi (2009)
perbedaan dimasukkan sebagai koreksi positif apabila:
1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu
penghasilan diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.
2. Biaya atau pengeluaran menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau
suatu biaya atau pengeluaran tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut
akuntansi.
Menurut Resmi (2009) perbedaan dimasukkan sebagai koreksi negatif apabila :
1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu
penghasilan tidak diakui menurut fiskal (bukan objek pajak) tetapi diakui menurut
akuntansi.
2. Biaya atau pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau
suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut
akuntansi.
3. Suatu pendapatan telah dikenakan pajak penghasilan bersifat final.
Dari paparan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa laba akan lebih besar di
laporan keuangan fiscal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Pengaruh Arus Kas, Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba
Fiskal Terhadap Persistensi Laba
Nurul Fadhila 17
1. Arus kas operasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba.
Artinya, bahwa semakin tinggi arus kas operasi suatu perusahaan maka akan
persistensi laba perusahaan juga akan meningkat.
2. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh positif signifikan terhadap
persistensi laba, yang artinya semakin tinggi nya perbedaan antara laba akuntansi
dan laba fiskal maka semakin rendahnya persistensi laba suatu perusahaan.
BIBLIOGRAFI
Ahsani, M. V. B. F., & Maslichah, M. H. (2017). Pengaruh Aliran Kas Operasi Dan
Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dengan Laba Fiskal Terhadap Presistensi Laba
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi, 6(02).
Annisa, R., & Kurniasih, L. (2017). Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi
Dengan Laba Fiskal Dan Komponen Laba Terhadap Persistensi Laba. Jurnal
Akuntansi Dan Bisnis, 17(1), 61-75.
Aribowo, F., & Tombilayuk, A. (2020). Pengaruh Laba Bersih Dan Komponen Arus Kas
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, Dan
Transportas Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017- 2019. Prima
Ekonomika, 11(2), 60-81.
Asma, T. N. (2013). Pengaruh Aliran Kas Dan Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dengan
Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi, 1(1).
Barus, A. C. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persistensi Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil:
Jwem, 4(2), 71-80.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta. Bpfe-Yogyakarta
Brolin, A. R., & Rohman, A. (2014). Pengaruh Book Tax Differences Terhadap
Pertumbuhan Laba. Diponegoro Journal Of Accounting, 3(2), 74-86.
Chowijaya, A., Effendi, R., & Wenny, C. D. (2014). Pengaruh Laba Akuntansi, Laba
Fiskal, Dan Arus Kas Operasi Terhadap Persistensi Laba. Stie Multi Data
Palembang, 1-12.
Fajri, A., & Mayangsari, S. (2012). Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Pajak
Terhadap Manajemen Laba Dan Persistensi Laba (Vol. 12). Faculty Of Business
And Economics, Trisakti University.
Nuraeni, R., Mulyati, S., & Putri, T. E. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Persistensi Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013- 2015). Accruals (Accounting
Research Journal Of Sutaatmadja), 2(1), 82-112.
Mardiasmo. 2018. Perpajakan Edisi Terbaru 2018. Yogyakarta. Andi Yogyakarta.
Muljono, Djoko. 2006. Akuntansi Pajak. Yogyakarta. Andi Yogyakarta Prabowo,
Yusdianto. 2004. Akuntansi Perpajakan Terapan Edisi Revisi. Jakarta. Pt Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Prasetyo, B. H., & Rafitaningsih, R. (2015). Analisis Book Tax Differences Terhadap
Persistensi Laba, Akrual Dan Aliran Kas Pada Perusahaan Jasa Telekomunikasi.
Jiafe (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 1(1), 27-32.
Suwandika, I. Made Andi And Astika, Ida Bagus Putra (2013)„Keuangan. Dasar Yang
Berbeda Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Tersebut Kemampuan Perusahaan
Dalam Memperoleh Laba Tidak Dapat Terlepas Dari‟. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 5(1), 196-214.
Wijayanti, H. T. (2006). Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba
Vol. 13, No. 1, pp. 10-18, Januari 2022
18 https://journal.ikopin.ac.id/
Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Aliran Kas (Doctoral Dissertation,
Universitas Gadjah Mada).
Windarti, E. R., & Sulistiani, D. (2015). Pengaruh Book Tax Differences Dan Arus Kas
Terhadap Pertumbuhan Laba. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi (E-Journal), 6(1),
111-125
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License