|
OPTIMALISASI MUSEUM
KERIS NUSANTARA SEBAGAI EDUKASI DAN WISATA BARU DI KOTA SURAKARTA Nurmelati Pradipta Putri1,
Riskyi Nurdiawati2, Dewi
Risky Utami3, Rudi Pratama4, Dewi
Marsita5, Sukistri6, Lela Herlina7 1234567Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, IAIN Surakarta E-mail Korespondensi haf2kn@gmail.com |
|
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atraksi dan daya tarik wisata
Museum Keris Nusantara sebagai
wisata edukasi di Kota
Surakarta. Kehadiran Museum Keris
Nusantara yang mulai diresmikan
pada Agustus 2017 tentu menambah pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Surakarta. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan
wawancara kepada pengelola Museum Keris
Nusantara. Observasi diperoleh
dengan kunjungan ke lapangan untuk
melihat daya tarik wisata. Data Sekunder diperoleh dengan dokumentasi dan studi Pustaka. Daya tarik utama adalah
koleksi keris yang beroleh dari hibah, koleksi atau keris yang dipinjamkan. Fungsi museum sebagai tempat edukasi adalah sebagai Perpustakaan di dalam museum, Biorama, Ruang pameran dan Penamaan lantai di museum. Daya tarik yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah keris, gaya bangunan atau arsitektur museum keris nusantara, spot foto, ruang pameran
dan informasi dari dewan kurator. Kata Kunci: Wisata Edukasi; Museum Keris
Nusantara, Kota Surakarta, Surakarta Kota Budaya, Keris. Abstract This study aims to describe the attractions and tourist attractions of
the Nusantara Keris Museum as an educational tour
in Surakarta City. The presence of the Nusantara Keris
Museum, which was inaugurated in August 2017, certainly adds options for
tourists visiting the city of Surakarta. The research method uses descriptive
qualitative research. Sources of data in this study are primary data and
secondary data. Primary data were obtained by interviewing the manager of the
Nusantara Keris Museum. Observations are obtained
by field visits to see tourist attractions. Secondary data obtained by
documentation and literature study. The main attraction is the collection of
kris obtained from grants, collections or loaned kris. The function of the
museum as a place of education is as a library in the museum, biorama, exhibition room and floor naming in the museum.
The attractions that can be enjoyed by tourists are the kris, the
architectural style of the archipelago's kris museum, photo spots, exhibition
halls and information from the curator board. Keywords: Educational Tourism; Keris
Nusantara Museum, Surakarta City, Surakarta City of Culture, Keris |
Diterima:25 Desember 2019; Direvisi:5 Januari 2020; Disetujui: 6 Januari 2020
PENDAHULUAN
Keris merupakan
budaya asli Indonesia, walaupun pada abad ke-14 masehi nenek moyang
bangsa Indonesia pada umumnya
beragama Hindu dan Budha, tidak pernah ditemukan
bukti bahwa budaya keris berasal
dariIndia atau negara lain.
Tidak pula ditemukan bukti adanya kaitan
langsungantara senjata tradisional itu dengan kedua agama itu (Anwar, 2018).Jika pada beberapa candi di Pulau Jawa ditemui adanya
gambar timbul(relief) yang menggambarkan adanya senjata yang berbentuk keris, maka padacandi
yang ada di India atau
negara lain, bentuk senjata
semacam ini tidakpernah ada. Bahkan senjata yang berpamor, tidak pernah ada dalam
sejarahIndia. Bentuk senjata yang menyerupai keris pun tidak pernah dijumpai dinegeri itu (Ariyah & Abd,
2019). Keris baru dijumpai setelah ada cerita dalam
pewayangan. Senjata ini sering disebut-sebut
dalam berbagai legendatradisional, seperti keris Mpu Gandring
dalam legenda Ken Arok dan KenDedes (Ferdian, 2013).
Keris merupakan
mahakarya seni tingkat tinggi yang menggugah spirit kemanusiaan, bukan hanya di Negeri ini tapi juga dunia Internasional (pengakuan PBB, UNESCO
2005). Nilainya terletak
pada keindahan bentuk dan bahan yang dipakai serta prosespembuatannya yang memerlukan waktu yang lama, ketekunan danketrampilan yang khusus (Haryanto, 2019). Keris lahir
dari tangan seniman sejati pada zaman dahulu, pesona muncul dari seni
olah besi yang alami, hasil dari
pemusatan daya, cipta, rasa, karsa, pengabdian dan pengorbanan dari seniman bangsa
yang patut kita berikan penghargaan tinggi (Hastuti et al., 2019).
Keris sebagian
besar orang menyebutnya sebagai senjata dan sebagianlagi menyebutnya sebagai benda berharga
yang mempunyai daya magistinggi. Namun dalam hal ini,
penulis mengartikan keris sebagai senjata
tikamyang berbentuk asimetris, bermata dua dan berasal dari budaya Jawa.
Daritempat asalnya, keris kemudian menyebar ke Pulau
Bali, Lombok, Kalimantan, dan bahkan hingga Brunei Darussalam, Malaysia, dan Pulau
Mindanao di Filipina. Dari hanya sekedar
senjata tikam, keris kemudianberkembang menjadi simbol status sosial dan simbol kejantanan atau kekuasaanbagi pemiliknya (Juniarti et al., 2020).
Keris merupakan
artefak budaya adalah warisan khas kebudayaanNusantara dan juga
Melayu. Oleh kerana itu, keris lazim dipakai
orang diRiau, Bugis, Jawa
dan Bali sebagaipelengkap busana
mereka. Bahkan dalamkehidupan modern saat ini keris banyak
di buru untuk dijadikan sebagai bendakoleksi hingga sebagai pemenuhan kebutuhan tertentu dari sang pemiliknya (Krisnawati, 2015).
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang sangat kental nuansanya dengan adat dan budaya jawa. Masyarakat Surakarta
sangat menghargai senjata tradisional yang khasseperti keris, hal ini
dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Surakarta menggunakan keris dengan sangat hati-hati saat upacara tradisionalatau
acara-acara tertentu (Mayasari, 2010). Tapi ironisnya
masih banyak golongan masyarakat kita ini yang memandang
kerisdari sisi magisnya saja, akibat dominasi dan publikasi keris sebagai benda magisdikalangan
masyarakat (Sukarela, 2011)
Keberadaan keris
saat ini sangat memprihatinkan, oleh sebagian kalangankeris begitu dijauhi, perlakuan yang tidak semestinya terjadi pada sebuah mahakarya adiluhung masyarakat, sebagai salah satu penghargaan atas jasa paraseniman
terdahulu (Ni Luh, 2011). Tidak semua
interaksi dengan keris bisa dimaknai
sebagaiaktivitas magis, di samping itu semua
keris juga memberikan banyak kelebihan.Salah
satunya kepuasan batin bagi siapa
saja yang menikmati keindahan karyaseni adiluhung ini. Peran bangsa yang bisa mengubah imagemagis dalam sebuahkeris, hingga menjadi satu hasil karya
seni yang patut dilestarikan, sebagai salahsatu aset budaya bangsa Indonesia (Nurhaedin, 2019).
Dalam upaya
melestarikan warisan budaya Indonesia, Museum Keris
Nusantara yang ada di Kota Surakarta merupakan salah tempat wisata yang disediakan oleh Pemkot Surakarta untuk menampung para pecinta atau kolektor keris
(Purhantara, 2010). Disamping itu, keberadaan museum keris ini sekaligus
sebagai tempat edukasi bagi para pelajar untuk lebih
mencintai sekaligus melestarikan dan menjaga warisan budaya Indonesia, agar
pada generasi yang akan datang tidak memandang
keris sebagai sesuatu yang magis dan lebih melihat dari
sisi warisan budaya Indonesia (Rahati, 2009).
Museum keris ini menyimpan banyak koleksi keris dari
berbagai daerah yang ada di Nusantara, ini sesuai dengan motto yang diusung oleh museum ini yaitu “Museum Keris Nusantara” (Suprapto, 2005). Dalam pengkoleksiannya,
museum ini menerima hibah dari beberapa
kolektok keris dan juga memberi kesempatan bagi para kolektok keris yang ingin memajang koleksi kerisnya, yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali
oleh pemiliknya. Museum keris
juga sebagai wahana pendidikan, tempat untuk merawat dan menyimpan objek-objek yang mempunyai daya tarik dan nilai-nilai dalam keris. Fungsi
museum keris masih diutamakan sebagai sarana belajar ketimbang sebagai objek wisata. Museum ini dirancang agar dapat dijadikan sentral edukasi dan kebudayaan sekaligus mendapatkan cara belajar yang berbeda dari museum kebanyakan. Museum ini membuka kesadaran
banyak orang yang rata-rata orang enggan
mengunjungi museum (Vangelisca, 2019). Kebanyakan mereka lebih senang
berkunjung ke tempat-tempat komersial seperti Mall, Bioskop, Cafe, Hot SpotAreadan lain sebagainya yang lebih mendatangkan kesenangan dibandingkan ketempat-tempat yang mendatangkan
manfaat seperti halnya museum yangberhubungan dengan iptek, nilai
sejarah dan sebagainya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
yang Peneliti gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian
yang tidak menggunakan angka di dalamnya. (Sugiyono,
2013) Peneliti
akan lebih banyak berinteraksi dengan fakta yang diteliti dan memandang realitas yang bersifat subyektif dan berdimensi banyak serta dapat
mengetahui makna dibalik cerita para responden dan fenomena (Moleong,
2007). Metode
yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Narasumber dari penelitian ini adalah pengelola
Museum Keris Nusantara Surakarta. Data yang didapatkan merupakan data terkait pengelolaan, manajemen dan daya tarik wisata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah
Museum Keris Nusantara
Museum keris nusantara menempati bangunan yang dahulunya merupakan bekas rumah sakit
mangun jaya. Secara resmi Museum Keris Nusantara dibuka pada tanggal 09 Agustus 2017. Pada jaman dulu keris
digunakan untuk senjata para masyarakat indonesia dalam melawan penjajah tetapi sekarang keris digunakan untuk edukasi yaitu
sebagai salah satu kebudayaan yang ada di jawa. Keris merupakan
senjata khas bagi suku jawa
sejak jaman nenek moyang. Bagi
orang Jawa, keris tidak sekedar senjata,
keris tidak sekedar benda yang terbuat dari besi
biasa. Menurut mereka, keris tetap
sebuah pusaka sakti. Istilah mereka keris dapat
dinyatakan sebagai sipat kandel. Orang jawa juga memiliki keyakinan dengan memelihara modal spiritual kejawen
andarbenipusaka. Maksudnya adalah memiliki pusaka sebagai sipat kandel yang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Pusaka
dalam arti sipat kandel, terutama adalah sebilah keris yang dianggap memiliki kekuatan supranatural tinggi. Konsep tersebut sangat mempengaruhi pola dan gaya hidup
orang Jawa. Selain konsep tersebut keris juga dijadikan sebagai lambang legalitas, kebesaran, dan keagungan pada masa kerajaan.
Gagasan museum ini di cetuskan
oleh Ir. Joko widodo pada tahun
2009 ketika beliau menjabat sebagai Wali Kota Solo. Kemudian pada tahun 2013 pembagunan Museum Keris Nusantara ini dimulai dengan menggunakan dana APBN (anggaran pendapatan belanja negara). Kemudian dalam sela-sela pembangunan museum ini digunakan untuk melengkapi keris yang ada dimuseum dengan
beberapa cara diantaranya :
1) Hibah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dimanfaatkan orang banyak dengan ikhlas, 2) Koleksi adalah meminjamkan keris kapada museum untuk dipamerkan atau disebut kontarak, atau 3) keris yang dipamerkan bisa diambil lagi.
Pada saat Museum Keris Nusantara ini dibangun Ir. Joko widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta kemudian museum di dibangun ketika pemerintahan dipimpin oleh wali kota solo yang saat ini memerintah. Pada tanggal 9 Agustus 2017 Museum Keris Nusantara ini diresmikan oleh Ir. H. Joko widodo
di solo, ketika peresmian musem ini menggunakan
adat jawa dan pemotongan pita dilakukan oleh
Ir. H. Joko Widodo sebagai Presiden
Republik Indonesia.
Musem ini bernama Museum Keris Nusantara karena keris yang ada di dalamnya mencakup semua keris yang di ambil dari sabang
sampai merauke, rata-rata keris yang di museum ini berasal dari tanah
jawa tetapi ada juga yang berasal dari Bugis, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Aceh.
Museum keris nusantara beroperasi pada selasa s/d minggu dengan perincian
sebagai berikut :
Senin : libur
Selasa-kamis : 09.00 –
15.00 wib
Jum’at : 08.30 – 11.00 wib
Sabtu : 09.00 - 15.00 wib
Minggu : 09.00- 13.00 wib
B. Fungsi museum Sebagai Tempat
Edukasi
1. Perpustakaan di dalam museum
Di dalam Museum Keris
Nusantara ini di dalamnya dilengkapi dengan perpustakaan yang di dalamnya ada berbagai macam
buku tentang keris seperti penyebaran
keris di indonesia, maupun luar negeri, cara pembuatan keris, sejarah keris dan sebagainya. Perpustakaan ini juga bisa digunakan oleh mahasiswa atau umum dalam menambah
wawasan tentang keris atau senjata
tradisional. Buku-buku untuk anak- anak
juga di buat semenarik mungkin atau hanya
ada gambar-gambar dalam buku tersebut
sehingga anak-anak bisa memahaminya dan menarik minat baca
mereka.
2. Biorama
Didalam ruang biorama ditontonkan
tentang bagaimana cara pembuatan keris dari awal
sampai keris jadi bentuk seutuhnya.
Sehingga kita bisa menambah wawasan
tentang pembuatan keris melalui video dengan jelas.
3. Ruang pameran
Di beberapa lantai terdapat beberapa keris yang dipajang sehingga pengunjung bisa melihat langsung
berbagai macam keris yang ada di nusantara .
Kemudian di Museum Keris Nusantara ini
terdapat kurang lebih 400 jenis keris.
Keris tersebut berasal Yang
tidak hanya dari jawa saja
tetapi ada juga yang dari
Bugis,
Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Aceh.
4. Penamaan lantai di museu
Museum yang berada di Jl
Bhayangkara ini punya empat lantai. Masing-masing lantai punya namanya sendiri-sendiri, seperti Wedharing Wacana (Lantai 1), Purwaning Wacana (Lantai 2), Cipta Adiluhung (Lantai 3), Esthining Lampah (Lantai 4). Pada lantai satu ini
tidak ada koleksi keris, hanya berfungsi sebagai tempat administrasi serta ada infografis tentang keris yang menghiasi dinding.
Gambar 1 : Infografis
tentang keris yang berada pada lanta 1 (pertama)
Pada lantai dua, terdapat
anatomi keris yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni
gagang, warangka, dan bilah keris. Di lantai ini juga terdapat perpustakaan yang berisi koleksi buku keris dan budaya.Pada lantai
tiga, terdapat diorama pembuatan keris disertai informasi urutan pembuatannya yang cukup rumit. Di sini juga terdapat keris dan tombak dengan berbagai model dan ukuran. Pada lantai paling atas atau lantai
keempat, terdapat lebih banyak koleksi
keris yang bertahtakan berlian dan berbahan emas maupun perak.
Sekitar 20 koleksi dari luar Jawa
dipamerkan di sudut lantai 4. Misalnya keris luk (bengkokan)
5 dengan tangguh (perkiraan era pembuatan) Gayo. Kemudian keris luk 9 tangguh
Bugis. Ada pula pedang bener
dari Makassar. Di sini ada satu keris
unggulan yang bernama Kyai Tenggoro. Dan juga ada gamelan serta patung yang mengenakan busana jawa.
C. Daya tarik Museum Keris
Nusantara
1. Gaya bangunan atau arsitektur
Museum Keris Nusantara
Bangunan museum yang masih baru dan gaya bangunan yang kental dengan budaya
jawa menjadi daya tarik tersendiri.
Di sudut-sudut bangunan terdapat hiasan ornamen-ornamen Jawa, seperti ukiran kayu berwarna emas,
gebyok, dan wayang. Museum ini juga menjadi museum termuda di nusantara pada saat ini karena
museum ini umurnya masih baru. Saat
masuk ke dalam museum akan disambut dengan harum gaharu, wewangian
yang berasal dari minyak kayu gaharu
yang biasa dipakai untuk dupa.
2. Keris Bapak Ir.H.Joko
Widodo
Museum ini memiliki sekitar 400 buah keris. Salah satu keris yang dipamerkan merupakan milik Ir.H. joko wiwdodo.
Mereka banyak yang penasaran akan keris kepunyaan orang nomor satu di negeri ini. Keris beliua
yang bernama Kyai Tenggoro,
satu-satunya keris yang
display-nya dihiasi oleh bunga melati. Keris
tersebut merupakan keris tangguh Kamardikan,
keris yang khusus dibuat pada saat kemerdekaan.
Gambar 2 : Keris Kyai
Tenggoro
Kyai Tenggoro dibuat
dengan penuh filosofi. Contohnya bisa dilihat di bagian luk yang berjumlah lima yang melambangkan
Pancasila, serta pamor wengkon yang memiliki arti melindungi. Dibalut sarung keris berwarna
merah yang menyimbolkan perjuangan, keris tersebut mempunyai makna perjuangan melindungi Pancasila.
3. Event-Event.
Museum Keris Nusantara dan Museum Radya
Pustaka Solo sama-sama dibawah
Dinas Kebudayaan Solo, untuk
saat ini kemungkinan disaat yang akan datang bisa
jadi Museum Keris Nusantara
di bawah Dinas Pariwisata
Kota Solo karena museum ini
bisa menjadi salah satu destinasi baru untuk para wisatawan mancan negara dalam mengenal kebudayaan keris yang berkembang di Indonesia.
Salah satu contoh kerjasama
baik Museum Keris atau pun Radya Pustaka, agend
Pentas Seni Bulan Sura digelar mulai Kamis
21 September 2017. Acara ini berisi
12 kegiatan mulai dari seminar, pentas, bedah naskah kuno, bursa keris, jamasan
pusaka, hingga ngisis wayang. Kemudian even yang dilakukan oleh museum
keris sendiri adalah even
jamasan yaitu prosesi memandikan keris pada bulan
suro (Muharram). Even ini terbuka
untuk masyarakat umum dan wisatawan yang
mengunjungi solo
4. Dewan Kurator
Dalam proses pemajangan keris
harus melalui dewan kurator, dewan kurator adalah orang yang menilai keris layak atau
tidaknya untuk dipajang. Karena ada wisatawan mancan negara yang berkunjung ke museum ini maka keris-keris
yang dipajang harus yang baik dan terawat karena itu mencerminkan
kebudayaan indonesia. Sehingga keris yang dipajang terjamin kualitasnya.
tetapi tidak semua keris dipajang di dalam ruang pameran
karena ada beberapa
keris yang tidak layak untuk di panjang dan kurangnya ruang untuk pemajangan
keris tersebut. Keris yang tidak layak untuk dipajang
di simpan pada gudang yang
ada di Museum Keris Nusantara.
5. Spot foto yang menarik
Museum keris nusantara juga menyediakan spot foto untuk wisatawan yang ingin
mengambil foto dengan latar museum keris nusantara.
KESIMPULAN
Museum ini di dirikan untuk menjadikan wadah bagi para kolektor keris di surakarta tidak hanya di surakarta tetapi juga untuk seluruh kolektor keris yang ada di nusantara dari sabang sampai mereuke.
Meseum ini baru di resmikan pada tanggal 9 agustus 2017 yang di resmikan oleh presiden joko widodo. Di dalam museum ini tidak hanya menyimpan
keris tapi juga berbagai senjata dari nusantara antara lainya seperti
tombak. Museum terdiri dari 4 lantai ini
salah satu museum yang edukasi
terutama bagi anak-anak untuk belajar di sediakan juga ruang audio visual cara pembuatan keris dari langkah demi langkah dan memahami mengenai makna dan filosofi dari keris
yang ada dari berbagai nusantara. Dan di dalam museum ini memajang sekitar 400 buah keris di dalamnya
dan salah satunya adalah keris milik bapak
presiden joko widodo. Di museum ini ada juga pameran baju adat surakarta dan gamelan,gong alat
musik jawa tengah. Semua keris
yang ada di dalam museum ini di peroleh dengan dua cara
yaitu yang pertama dengan cara di hibah atau di berikan
yang ke dua adalah koleksi dari beberapa empunya
keris dan hanya di pinjamkan untuk di pamerkan di museum dan ketika waktu kontrak sudah
habis keris kembali di ambil. Museum ini buka setiap
hari selasa – minggu buka mulai
pukul 09.00 wib. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah tentang pengembangan museum keris nusantara untuk pembangunan berkelanjutan.
BIBLIOGRAFI
Anwar, A. C. (2018). Pemasaran Museum Keris Sebagai
Destinasi Wisata Sejarah Dan Budaya Di Surakarta.
Ariyah, S., & Abd, H. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan
Islam Dalam Syair Lagu Resolusi Jihad Dan Pribumisasi Islam Karya Abdullah
Faishol. Iain Surakarta.
Ferdian, B. (2013). Kajian Estetika Dan Proses Pembuatan
Keris Karya Sutikno Kanthi Prasojo Kelurahan Kledung Kradenan Kecamatan
Banyuurip Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Aditya-Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Jawa, 3(6), 1–6.
Haryanto, A. T. (2019). Public-Private Partnership Dalam
Pengelolaan Museum Radya Pustaka Surakarta Kota Surakarta. Seminar Nasional
Manajemen, Ekonomi, Akuntansi, 1(1), 212–223.
Hastuti, T. K., Yuliati, U., & Dadtun, Y. S. (2019).
Peningkatan Daya Saing Lokananta Sebagai Destinasi Wisata Sejarah Di Surakarta.
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate
Social Responsibility (Pkm-Csr), 2, 1020–1027.
Juniarti, M. T., Lahir, M., & Hartati, M. (2020). Analisis
Kausalitas Konflik Tokoh Utama Dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El
Shirazy (Kajian Psikologi Sastra). Eduindo: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 1(2), 26–36.
Krisnawati, E. (2015). Citra Pesona Kota Surakarta Dalam
Upaya Mewujudkan Destinasi Wisata Terkait Obyek Wisata Yang Ada. Jurnal
Teknik Sipil Dan Arsitektur, 16(20).
Mayasari, M. (2010). Paket Wisata Minat Khusus Seni Wayang
Kulit Di Surakarta.
Moleong, L. J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ni Luh, S. (2011). Buku: Ekonomi Kreatif Dalam Seni Tari.
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kebudayaam.
Nurhaedin, E. (2019). Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran
Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Biro Perjalanan Wisata Yang
Terdaftar Di Bei. Edunomic: Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 7(1), 37–52.
Purhantara, W. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk
Bisnis.
Rahati, Y. S. (2009). Pelaksanaan Strategi Optimalisasi
Kinerja Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata Di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kota Surakarta.
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Sukarela, Z. (2011). Desain Interior Museum Budaya Solo Di
Surakarta Dengan Pendekatan Solo Periode Kolonial Abad 17-19 Akhir (Batik,
Keris, Wayang Dan Gamelan, Serta Dolanan Tradisional).
Suprapto, A. (2005). Analisis Penawaran Dan Permintaan
Wisata Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata Di Keraton Surakarta Hadiningrat.
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Vangelisca, Z. (2019). Daya Tarik Museum Sonobudoyo
Sebagai Warisan Budaya Yogyakarta.
This work is
licensed under a Creative
Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License |