Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 71
barang dan jasa semakin berkembang. Hal ini memudahkan orang - orang untuk
memenuhi kebutuhan mereka akan barang dan jasa (Harahap dan Sudiarti,
2018:18). Kenyamanan berbelanja ini memudahkan perilaku pembelian konsumen.
Dan bersamaan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, perilaku impulse
buying dikekang oleh pertumbuhan dan perkembangan perdagangan ritel di
Indonesia. Ini adalah salah satu faktor yang menjadikan timbulnya perubahan gaya
hidup dan kebiasaan dalam pola membeli dan belanja dalam masyarakat. Perilaku
komsumtif terutama didorong oleh pembelanjaan yang tak direncanakan yang
dilakukan bagi pengguna. Di zaman digital sekarang ini, perilaku spontan adalah
hasil dari reaksi emosional yang berasal dari rangsangan media periklanan yang
diformat dalam bentuk audiovisual, animasi, dan gambar teks. Akibatnya
konsumen membuat keputusan untuk melakukan pembelian yang tidak
direncanakan terlebih dahulu (Fauzia, 2018:386).
Pada awal tahun 2016, Ericson meluncurkan 10 Tren Consumer Lab untuk
memprakiraan bermacam - macam harapan bagi pengguna, yang sesuai perolehan
dari 4000 penjawab pada 24 negara di dunia yang diwawancara melaporkan bahwa
generasi milenial menjadi perhatian khusus. Pada laporan itu memaparkan produk
- produk teknologi yang telah beradaptasi dengan tingkah laku dari generasi
milenial, akibat perubahan perilaku manusia yang berbeda bersamaan dengan
kemajuan teknologi yang tersedia. Perubahan sikap ini membuat generasi milenial
ketika ini semakin menjadi konsumtif menggunakan segala kemudahan yang
ditawarkan teknologi setiap tahunnya, pada akhirnya perkembangan dan
pertumbuhan teknologi ini juga mendorong pembelian yang tidak direncanakan
(Kominfo, 2016).
Meluasnya pembelian impulsif pada warga tidak terlepas berasal pola
komsumsi yang menempel dan sangat manusiawi. Hal ini dijelaskan oleh OJK
bahwa rakyat Indonesia bertambah konsumtif serta melakukan menghilangkan
serta melepaskan kebiasaan menyimpan uang (Jatmiko, 2015:1). Meningkatnya
marginal propensity to consume didukung oleh apa yang sekarang lazim dalam
kehidupan kita sehari – hari dan di seluruh dunia online yaitu berupa layanan
payment gateway. Payment gateway sendiri menawarkan keuntungan yang
lebih
besar, terhadap pengguna terutama oleh generasi milenial ataupun generasi
yang mengandalkan kelancaran yang disediakan melalui e-wallet untuk
membeli aneka macam barang yang dikehendaki (Damanik, 2012:63).
Perkembangan teknologi yang semakin sophisticated / canggih serta
modern membawa banyak manfaat, serta pula memaksa setiap orang buat terus
beradaptasi pada inovasi – inovasi terbaru untuk pemenuhan kebutuhan hidup,
terkhususnya financial technology atau yang biasa dikenal dengan sebutan
fintech (
Nurrohyani dan Dariatno, 2020:13)
. Kehadiran mobile payment sebagai
inovasi baru dalam dunia teknologi tersebut tentu akan membuat lebih mudah
bagi pengguna untuk memenuhi aneka macam kebutuhan sehari – hari, semua
didigitalkan berasal makanan hingga transportasi umum.
Jika digitalisasi menyebabkan perilaku konsumen yang semakin
impulsif, hal tersebut merupakan akibat dari kehadiran emosi terhadap hadirnya
tawaran promosi, bonus, iklan, keadaan sekitar outlet dan lainnya, menjadi
konsumen terasa menyenangkan apalagi menguntungkan. Namun, seharusnya
pengguna yang bijaksana, anda harus lebih selektif dalam memilih info dan