Co-Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan
Volume 13, Nomor 2, Juli 2022
p-ISSN 2086-3306 | e-ISSN 2809-8862
How to cite:
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap. (2022). Perilaku Impulse Buying Generasi
Milenial Pada Fintech Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada Mahasiswa
Febi Uinsu). Co-Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi Kewirausahaan 13(2): 70-79
E-ISSN:
2809-8862
Published by:
https://greenpublisher.id/
PERILAKU IMPULSE BUYING GENERASI MILENIAL PADA
FINTECH OVO DAN GO-PAY PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH
(STUDI PADA MAHASISWA FEBI UINSU)
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
halimahnasution08@gmail.com
Abstrak
Impulse Buying adalah perilaku pembelian secara spontan dengan tidak ada perencanaan
ataupun pertimbangan. Data yang diperoleh atas Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara
menunjukkan bahwa kurangnya atau belum mencapai kemaslahatan dalam penggunaan fintech
OVO dan Go-Pay pada generasi milenial. Jenis penelitiannya ialah Kualitatif. Pengumpulan
datanya berbentuk wawancara mendalam (Indepth Interview) serta diperkuat dengan studi
kepustakaan, Metode analisis datanya ialah deskriptif kualitatif. Sumber data primer langsung
didapatkan dari Mahasiswa sementara data sekundernya berbentuk buku buku, dokumen,
beserta jurnal. Hasil penelitian menunjukkan generasi milenial yang menggunakan fintech
OVO dan Go-Pay tergolong memiliki karakteristik pembelian dengan cara spontan dan tiba
tiba yang sangat mudah terdorong dengan adanya promo, diskon dan cashback dengan
pemikiran jangka pendek. Dan impulse buying generasi milenial yang menggunakan fintech
OVO beserta Go-Pay tergolong kedalam tipe planned impulse buying atau pembelian impulsif
terencana. Hal tersebut dikarenakan perilaku pembelian tanpa perencanaan sering diperbuat
generasi milenial ketika ada penawaran menarik seperti munculnya promo, diskon dan
cashback. Dan untuk peencapaian kemaslahatan hidup lewat penggunaan fintech OVO beserta
Go-Pay belum maksimal dan belum mencapai maqashid syariah. Ini menunjukkan bahwa
impulse buying tidak memberikan nilai maslahah bagi konsumen.
Kata kunci: Impulse Buying, Generasi Milenial, Fintech dan Maqashid Syariah
Abstract
Impulse buying is the act of buying spontaneously without any planning or consideration. From
the data obtained from FEBI UIN North Sumatra students, it shows that there is a lack of or
not yet achieved benefit in the use of OVO and Go-Pay fintech in the millennial generation.
This type of research is qualitative. Data collection is in the form of in-depth interviews and
supported by literature studies. The data analysis method used is descriptive qualitative.
Primary data sources are obtained directly from students and secondary data that researchers
use are documents, books, and journals. The results of this study indicate that the millennial
generation who use fintech OVO and Go-Pay are classified as having the characteristics of
spontaneous and sudden purchases that are very easily pushed by promos, discounts and
cashback with short-term thinking. And the impulse buying behavior of the millennial
generation using fintech OVO and Go-Pay belongs to the type of planned impulse buying. This
is due to unplanned buying behavior that is often carried out by the millennial generation when
there are attractive offers such as promotions, discounts and cashback. And for the
achievement of benefits in life through the use of fintech OVO and Go-Pay, it is still lacking
and has not yet reached maqashid sharia. This shows that impulse buying does not provide
value for consumers.
Keywords: Impulse Buying, Millennial Generation, Fintech and Maqashid Syariah
Diterima: 25 Juni 2022; Direvisi: 30 Juni 2022; Disetujui: 6 Juli 2022
PENDAHULUAN
Di Era globalisasi ini, dengan bantuan ilmu pendidikan dan pengetahuan,
sarana teknologi dan pemberitahuan kabar informasi yang tersedia, peredaran
Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 71
barang dan jasa semakin berkembang. Hal ini memudahkan orang - orang untuk
memenuhi kebutuhan mereka akan barang dan jasa (Harahap dan Sudiarti,
2018:18). Kenyamanan berbelanja ini memudahkan perilaku pembelian konsumen.
Dan bersamaan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, perilaku impulse
buying dikekang oleh pertumbuhan dan perkembangan perdagangan ritel di
Indonesia. Ini adalah salah satu faktor yang menjadikan timbulnya perubahan gaya
hidup dan kebiasaan dalam pola membeli dan belanja dalam masyarakat. Perilaku
komsumtif terutama didorong oleh pembelanjaan yang tak direncanakan yang
dilakukan bagi pengguna. Di zaman digital sekarang ini, perilaku spontan adalah
hasil dari reaksi emosional yang berasal dari rangsangan media periklanan yang
diformat dalam bentuk audiovisual, animasi, dan gambar teks. Akibatnya
konsumen membuat keputusan untuk melakukan pembelian yang tidak
direncanakan terlebih dahulu (Fauzia, 2018:386).
Pada awal tahun 2016, Ericson meluncurkan 10 Tren Consumer Lab untuk
memprakiraan bermacam - macam harapan bagi pengguna, yang sesuai perolehan
dari 4000 penjawab pada 24 negara di dunia yang diwawancara melaporkan bahwa
generasi milenial menjadi perhatian khusus. Pada laporan itu memaparkan produk
- produk teknologi yang telah beradaptasi dengan tingkah laku dari generasi
milenial, akibat perubahan perilaku manusia yang berbeda bersamaan dengan
kemajuan teknologi yang tersedia. Perubahan sikap ini membuat generasi milenial
ketika ini semakin menjadi konsumtif menggunakan segala kemudahan yang
ditawarkan teknologi setiap tahunnya, pada akhirnya perkembangan dan
pertumbuhan teknologi ini juga mendorong pembelian yang tidak direncanakan
(Kominfo, 2016).
Meluasnya pembelian impulsif pada warga tidak terlepas berasal pola
komsumsi yang menempel dan sangat manusiawi. Hal ini dijelaskan oleh OJK
bahwa rakyat Indonesia bertambah konsumtif serta melakukan menghilangkan
serta melepaskan kebiasaan menyimpan uang (Jatmiko, 2015:1). Meningkatnya
marginal propensity to consume didukung oleh apa yang sekarang lazim dalam
kehidupan kita sehari hari dan di seluruh dunia online yaitu berupa layanan
payment gateway. Payment gateway sendiri menawarkan keuntungan yang
lebih
besar, terhadap pengguna terutama oleh generasi milenial ataupun generasi
yang mengandalkan kelancaran yang disediakan melalui e-wallet untuk
membeli aneka macam barang yang dikehendaki (Damanik, 2012:63).
Perkembangan teknologi yang semakin sophisticated / canggih serta
modern membawa banyak manfaat, serta pula memaksa setiap orang buat terus
beradaptasi pada inovasi – inovasi terbaru untuk pemenuhan kebutuhan hidup,
terkhususnya financial technology atau yang biasa dikenal dengan sebutan
fintech (
Nurrohyani dan Dariatno, 2020:13)
. Kehadiran mobile payment sebagai
inovasi baru dalam dunia teknologi tersebut tentu akan membuat lebih mudah
bagi pengguna untuk memenuhi aneka macam kebutuhan sehari hari, semua
didigitalkan berasal makanan hingga transportasi umum.
Jika digitalisasi menyebabkan perilaku konsumen yang semakin
impulsif, hal tersebut merupakan akibat dari kehadiran emosi terhadap hadirnya
tawaran promosi, bonus, iklan, keadaan sekitar outlet dan lainnya, menjadi
konsumen terasa menyenangkan apalagi menguntungkan. Namun, seharusnya
pengguna yang bijaksana, anda harus lebih selektif dalam memilih info dan
Vol. 13, No. 2, pp.70-79, Juli 2022
72 https://journal.ikopin.ac.id
informasi dari berbagai sumber sebelum dapat melakukan transaksi. Jadi mudah
mudahan anda tidak merasa rugi setelah membeli. Faktanya, 90% Orang
dipengaruhi oleh subconscious mind-nya (pikiran alam bawah sadar) saat
pengambilan keputusan, termasuk keputusan pembelian. Seringkali, keputusan
berdasarkan subconscious mind tidak sesuai dengan kesadaran rasional atau
rational conscious mind (Untung, 2019).
Pengambilan keputusan pembelian sepatutnya menjadikan orang terus
menjadi dekat dengan tujuan syariat ialah kemaslahatan. Menurut al Shatibi
mempunyai pemikiran apabila Allah merendahkan sesuatu ketentuan hukum
tidak lain yakni buat menciptakan kemaslahatan serta menghindari
kemadaratan (Ningrum, 2014:147). Mengkaji teori maqashid tidak bisa terlepas
dari pembahasan terkait maslahah, sebab wujud dari maqashid syariah itu
sendiri berupa kemaslahatan. Walaupun ada keberaneka ragaman tentang
pemahaman dan uraian kemaslahatan menurut para penafsir ataupun madhhab,
malah hal tersebut menampilkan betapa maslahah menjadi alat dan
perlengkapan pengukur yang menduduki kedudukan terutama dan penting
dalam bermacam hal.
Melalui penggunaan konsep pemikiran maqashid syariah di zaman
digitalisasi sekarang ini, hendaklah dapat menghitung tingkatan dimana
pengguna payment gateway dalam melaksanakan proses pembelian impulsif di
fintech OVO dan Go-Pay. Penelitian ini, hanya memakai 2 sampel dari beragam
mobile payment brand yang terdapat di Indonesia, karena jika dilihat terdapat
brand Ovo dan Go-Pay yang memiliki keunggulan yang digunakan dalam
pelayanan yang diberikan. Dari total 651 responden, 83,3% memakai Go-Pay
serta 81,4% pakai Ovo (
Setyowati:2019)
.
Merujuk pada latar belakang tersebut,
peneliti tertarik meneliti mengenai “Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial
Pada Fintech Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa FEBI UINSU)”.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian memakai metode deskriptif lewat analisis data
kualitatif. Di mana arah serta tujuan penelitiannya pada pemahaman terhadap suatu
pertarungan yang sesuai perspektif generasi milenial menjadi pelaku impulse
buying di penggunaan fintech pada penelitian yang kemudian dikaitkan
menggunakan perspektif maqashid syariah. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang mengarahkan penelitinya buat mengeksplor ataupun
menggambarkan kondisi yang akan diteliti secara keseluruhan serta luas. Artinya,
penelitian deskriptif ialah aktifitas penelitian dalam rangka menghasilkan gambaran
akan fenomena ataupun gejala secara terstruktur, aktual menggunakan susunan
yang valid (Supardi, 2005:85). Sementara penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang memberi temuan tidak sesuai tata cara statistik ataupun kuantifikasi
tertentu, serta umumnya mengacu pada kehidupan individu, pengalaman hidup,
sikap, emosional, perasaan, peranan organisasi, gerakan sosial, serta isu interaksi
budaya (Juliandi, 2015:11). Subjek penelitian ini ialah generasi milenial mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UINSU.
Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 73
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian, didapat data terkait usia responden yaitu lahir tahun 1980 –
1999 yang mana pada saat ini umur 22 40 Tahun. Dan peneliti melakukan
wawancara kepada 10 Mahasiswa FEBI UIN Sumatera Utara secara acak untuk
mengetahui secara detail perilaku Impulse Buying Generasi Milenial penggunaan
Ovo beserta Gopay pada Mahasiswa FEBI UINSU.
Peneliti dijalankan pada 10 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam maka didapatkan responden diantaranya masing – masing jurusan Akuntansi
Syariah, Asuransi Syariah dan Perbankan Syariah dua (2) orang mahasiswa,
sedangkan jurusan ekonomi islam empat (4) orang. Memiliki umur 22 Tahun
berikut data responden yang peneliti dapatkan.
1. Karakteristik Perilaku Pembelian Generasi Milenial Fintech Ovo serta Go-
Pay
Segala bentuk aktivitas konsumsi dengan berbagai latar belakang dilakukan
seseorang untuk mencapai kesenangan diri sendiri. Menurut MarkPlus, Inc,
generasi milenial yang menjadi pasar yang paling menjanjikan karena populasinya
serta daya beli yang sangat besar (Puranidhi, 2019:2). Kalangan generasi milenial
inilah sebagai sorotan bersama kemajuan teknologi yang lanjut merambah di dunia
financial.
Salah satunya mengungkapkan bahwa banyak milenial yang membeli OVO
dan Go-Pay secara tidak sadar. Seperti yang kita ketahui bersama, diskon atau
promosi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengguna FinTech. “Awalnya saya
tidak ingin membeli produk ini, tetapi karena promosi, saya langsung membelinya”
(E, 2021). Biar para pengguna fintech OVO dan Go-Pay khususnya kaum milenial
terus berbelanja untuk mendapatkan diskon yang selalu eye catching atau menarik
perhatian.
Salah satu responden yang sudah menikah menyatakan bahwa dirinya
menggunakan layanan OVO dan Go-Pay buat memenuhi yang dibutuhkan sehari
hari. Serta buat membantu mempermudah pekerjaan mereka seperti memasak
sehari hari. “Melalui OVO lebih bermanfaat dan lebih mudah saja, terkadang
orang malas menyiapkan kuliner ketika banyak tugas kuliah, apalagi ini semester
akhir saat pengerjaan skripsi, dan apalagi setiap hari menggunakan OVO ada promo
gila gilaan. Jadi selain menghemat waktu, juga dapat menggunakan dengan
cermat dan hati - hati pengeluaran rumah tangga” (Ainun Khofifah, 2021).
Persoalan ini serupa dengan kebiasaan generasi milenial yang belum berkeluarga,
dimana sebagian besar menggunakan OVO dan Go-Pay untuk bermacam jenis
transaksi dengan bersifatkan dan bebasis promo.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui Pengguna OVO dan Go-Pay
seringkali melakukan pembelian tanpa menggunakan pemikiran jangka panjang.
Sering kali muncul berbagai penawaran promo, maka terdorong untuk melakukan
pembelian guna mendapatkan keuntungan dan manfaat yang diberikan, meskipun
pembelian tidak selalu dilakukan pada saat dibutuhkan. Selama pengguna OVO dan
Vol. 13, No. 2, pp.70-79, Juli 2022
74 https://journal.ikopin.ac.id
Go-Pay puas setelah membeli dan mendapatkan semua promosi yang diinginkan,
keunggulan produk tidak menjadi masalah.
Sebagaimana hasil wawancara, tidak jarang fintech OVO dan Go-Pay
digunakan karena banyak promosi. Oleh karena itu, terdapat ciri khusus perilaku
pembelian generasi milenial penggunaan OVO beserta Go-Pay adanya proses
psikologis konsumen yang dapat mendorong kecenderungan untuk merespon
promosi atau diskon yang tersedia. Jika dilihat dari hasil wawancara dengan
generasi milenial pengguna OVO serta Go-Pay, bisa diketahui bahwa mayoritas
generasi milenial pengguna OVO serta Go-Pay ciri khusus pembeliannya secara
spontan dan tiba tiba jika adanya promo ataupun diskon dengan pemikiran jangka
pendek. Selain itu juga, pengguna fintech OVO serta Go-Pay tergolong pula tipe
konsumen pembelian tidak terencana dengan tingkat impulsif yang tinggi. Yaitu
dari banyaknya diskon dan promosi secara berkelanjutan yang berlangsung,
membuat para konsumen semakin tidak sadar ketika sudah melewati batas
pengeluaran untuk kebutuhannya.
Karakteristik perilaku pembelian tidak terencana seringkali terjadi di
kebanyakan orang dengan kehidupan yang sudah terbiasa tanpa rencana yang baik
untuk sehari harinya. Pembelian tidak terencana (impuse buying) ini tergolong
tinggi seiring dengan meningkatnya penggunaan fintech di Indonesia. Banyaknya
taraf lapisan masyarakat yang mempraktikkan menggunakan fintech untuk
mencukupi kebutuhan hidup, membawa pengguna fintech yang sebagian besar
adalah generasi milenial, dihadapkan dengan kemajuan teknologi ini, mereka
semakin merasa nyaman dengan aneka macam cara dan hal. Dimana mereka tak
lagi bingung waktu tak membawa uang tunai atau cash saat berbelanja. Tentu saja,
masalah ini semakin mendorong seseorang untuk tidak khawatir berbelanja tanpa
direncanakan (Fauzia dan Setiawan, 2018:385).
2. Perilaku Impulse Buying generasi milenial fintech OVO serta Go-Pay
Pembelian impulse digolongkan menjadi empat tipe. Dari situ, kita bisa
menggambarkan tingkatan perilaku impulse buying yang biasanya berlaku
dikalangan pemakai OVO serta Go-Pay.
OVO dan Go-Pay menjadikan penggunanya lebih konsumtif dibandingkan
sebelumnya menggunakan OVO atau Go-Pay tersebut. Mayoritas generasi milenial
yang pakai OVO serta Go-Pay menyatakan bahwa tiap penawaran promo selalu
memicu respons terhadap keputusan pembelian, meskipun tidak sepenuhnya
diperlukan. Meningkatnya perilaku komsumtif pengguna fintech OVO dan Go-Pay
disebabkan oleh tersedianya berbagai manfaat yang kemungkinan besar akan
mendorong peningkatan impulse buying di masyarakat.
Bukan hanya satu ataupun dua kali pembelian yang tidak direncanakan akan
terjadi, dan bahkan jika akhirnya menyesali perilaku konsumsi ini, tetap akan terus
mengulanginya. Pernyataan ini diakui langsung oleh Atika yang meyakini bahwa
keberadaan Go-Pay sangat membantu segala kebutuhannya, baik dari segi
makanan, transportasi, dll (Suryani, 2021).
Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 75
Tingginya tingkat kecenderungan untuk mengkonsumsi diluar perencanaan
telah diakui generasi milenial pemakai fintech tersebut, meskipun mereka
menyadarinya ataupun tidak menyadarinya saat mengambil keputusan pembelian.
Dari responden pengguna fintech OVO dan Go-Pay yang diwawancara, separuh
mengaku menyesal melakukan pembelian tanpa perencanaan sebelumnya,
sedangkan separuh lainnya merasa senang menggunakan OVO dan Go-
Pay.“Sebagai mahasiswa yang belum mempunyai penghasilan lebih memilih
pelayanannya baik serta bagus dengan harga murah, biasanya ada promo promo
cashback misalnya belanja di mall itu lumayan cashback nya dan harus
dimanfaatkan” (Nisrina, 2021). Dan salah satu responden juga mengatakan
“meskipun kita tidak berniat untuk membeli, tetapi karena melihat ada cashback,
ya jadi membelinya. meskipun belum tentu itu bermanfaat bagi kita, melihat ada
diskon dan potongan harga kita beli juga (Atika, 2021).
Melalui wawancara ini, perilaku impulse buying generasi milenial zaman
ini, dapat dilihat tergolong pada tipe planned impulse buying dibandingkan pure
impulse buying, Sugesstion impulse buying, dan reminder impulse buying.
Dikarenakan perilaku pembelian tanpa perencanaan yang sering dibuat oleh
generasi tersebut, terutama ketika ada penawaran menarik seperti munculnya
promo dan diskon yang tersedia di fintech OVO dan Go-Pay. sehingga
dibandingkan dengan tipe tipe yang lain, tipe planned impulse buying adalah
paling tepat dalam kondisi perilaku pembelian generasi milenial.
3. Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech OVO dan Go-Pay
Menurut Maqashid Syariah
Tujuan maqashid syariah adalah untuk mewujudkan dan berbuat kebaikan dengan
menghindari dan menolak kejahatan. Bentuk konsumsi dalam perspektif maqashid
syariah ialah untuk menjauhkan diri dari perilaku pembelian yang mubadzhir.
Dalam menghabiskan harta terutama berkonsumsi harus dilakukan sewajarnya,
karena Allah SWT tidak menyukai sikap boros dan mubadzir. Permasalahan ini
muncul ketika seseorang melakukan pembelian yang melebihi batas kebutuhannya.
Konsumsi membutuhkan pemikiran yang cermat dan matang ketika mengambil
keputusan untuk dapat menjalankannya karena tanpa hal ini akan membuat
seseorang merasa kecewa dengan apa yang telah dikonsumsinya. Dan bahkan
dalam mengambil keputusan, seseorang haruslah dengan rational conscious mind
serta tidak dengan diniatkan membuat keputusan yang memperburuknya.
Kebutuhan daruriyat (primer) ialah kebutuhan pokok serta terpenting.
Kebutuhan tersebut mesti dipenuhi supaya manusia bisa hidup bermartabat dan
semestinya. Ketika kebutuhan tersebut tak terpenuhi, kehidupan manusia bisa
berada dalam bahaya dan terancam baik didunia dan di kemudian hari atau akhirat.
Pemenuhan kebutuhan dasar atau primer harus seimbang, dan tidak berlebihan.
Dalam memahami kepentingan dunia beserta akhirat serta dalam rangka menggapai
maslahah daruriyat adalah dengan memelihara agama, jiwa, akal, keturunan serta
harta (Subagiyo, 2016:22). Dengan terwujudnya akan lima hal ini, maka akan
Vol. 13, No. 2, pp.70-79, Juli 2022
76 https://journal.ikopin.ac.id
menjalani kehidupan yang bermartabat serta makmur, bahkan di akhirat.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat bisa menimbulkan efek dan akibat yang dikenal
maslahah. Hal ini dikarena kan ke-5 hal tersebut tergolong kebutuhan pokok yang
diharuskan terpenuhi setiap individual suatu masyarakat. Dan dari ke-5 maslahah
ini telah dijelaskan bahwa konsumen muslim agar berhati hati dalam
mengkonsumsi makanan, minuman, pakaian, atau yang lainnya. Konsumen muslim
perlu memperhatikan manfaat dan kemaslahatan dari produk yang mereka
konsumsi dan memeriksa apakah yang mereka konsumsi halal atau haram. Tapi,
Islam juga melarang makan berlebihan, Ini karena sebagian besar banyak mudharat
dan penyakit rohani maupun jasmani disebabkan oleh makan yang berlebihan
(Zaimsyah dan Herianingrum, 2019:31).
Berdasarkan pada penelitian, pemanfaatan fintech OVO beserta Go-Pay
hanya ketika pemenuhan kebutuhan daruriyatnya, hampir tidak banyak yang
mendayagunakannya untuk pembayaran atas produk hajiyat serta tahsiniyat
misalnya elektronik, pakaian, pulsa serta lainnya. Sedangkan pada aktivitas
pengguna generasi milenial seringkali tergiur melaksanakan impulse buying dalam
makanan dan minuman dan OVO juga banyak bekerjasama dengan outlet jadi
terdapat banyak cashback.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penggunaan fintech OVO dan
Go-Pay lebih sering memicu terjadinya impulse buying yang tidak terkendali oleh
penggunanya. Pada tingkatan daruriyat ia harus mencukupi kebutuhan dasar
ataupun yang utama misalnya makannya dan minumnya dalam rangka
keberlangsungan hidupnya. Sehingga jika dilihat dari tingkat pemenuhan daruriyat
generasi milenial di penggunaan OVO serta Go-Pay untuk mengkonsumsi makanan
dan minuman secara berlebihan dan di luar batas konsumsi yang diajaran Islam.
Dan memprioritaskan penggunaan yang lebih diperlukan dan lebih bermanfaat.
Dan jika dilihat dari penjagaan agama nya sering terjadinya kemubadziran
saat melakukan pembelian dan kegiatan konsumsi suatu produk. Semua yang
dijalankan semasa didunia ialah beribadah pada Allah. Dengan menjaga pola
konsumsi termasuk pula bagian atas usahanya menjaga agamanya. Sesuai dengan
firman Allah SWT pada Surah Az – Zariyat : 56
و
َ
َ
َ
َ
ْ
ُ
ٱ
ْ
ِ
و
َ
ٱ
ْ
ِ
َ
إ
ِ
ِ
ﯿ
َ
ْ
ُ
ُ
ون
ِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin beserta manusia selain untuk mereka mengabdi
pada-Ku”.
Dilihat dari kurang terkendalinya menjaga jiwa dalam hidup saat melihat
hal-hal nikmat serta enak, ada promonya, diskon, cashback, dan tidak
memperhatikan perilaku konsumen, itu adalah nafsu. Uang yang dihabiskan dengan
cara ini, dan dihabiskan pada hal yang tak diperlu serta membuat rugi dan merusak
diri sendiri. Namun, ajaran Islam sangat melarang hal ini. Sesuai firman Allah SWT
dalam Surah Al – Hadid (Q.S. 57 : 20)
Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 77
ا
ْ
َ
ُ
ا أ
َ
َ
ا
ْ
َ
ﯿ
َ
ة
ُ
ا
ْ
ﯿ
َ
َ
ِ
ٌ
و
َ
َ
ْ
ٌ
و
َ
ز
ِ
َ
ٌ
و
َ
َ
َ
ُ
ٌ
َ
ﯿ
ْ
َ
ُ
ْ
و
َ
َ
َ
ُ
ٌ
ِ
ا
ْ
َ
ْ
َ
ال
ِ
و
َ
ا
ْ
َ
و
ْ
َ
د
ِ
ۖ
َ
َ
َ
ِ
َ
ﯿ
ْ
ٍ
أ
َ
ْ
َ
َ
ا
ْ
ُ
ر
َ
َ
َ
ُ
ُ
ُ
َ
ِ
ﯿ
ُ
َ
َ
َ
اه
ُ
ُ
ْ
َ
©
ا
ُ
َ
ُ
ن
ُ
ُ
َ
ً
ۖ و
َ
ِ
ا
ْ
ِ
َ
ة
ِ
َ
َ
اب
ٌ
َ
ِ
ٌ
و
َ
َ
ْ
ِ
َ
ة
ٌ
ِ
َ
²
ِ
و
َ
ر
ِ
ﺿ
ْ
َ
ان
ٌ
ۚ و
َ
َ
ا
ْ
َ
ﯿ
َ
ة
ُ
ا
ْ
ﯿ
َ
إ
ِ
َ
َ
ع
ُ
ا
ْ
ُ
ُ
ور
ِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan serta
suatu yang membuat lalai, perhiasan serta kemegahan diantara kamu beserta
kebanggaan mengenai harta yang banyak serta anak, layaknya hujan yang tanam-
tanamannya membuat kagum petani; setelah itu tanaman tersebut jadi kering serta
warnanya jadi kuning seterusnya hancur. Dan di akhirat kelak terdapat azab yang
keras serta ampunan dari Allah beserta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini
tidak ubahnya hanya kesenangan yang penuh tipu”.
Dilihat dari penjagaan akal, karena generasi milenial sulit mengontrol
pikirannya untuk bisa berpikir panjang dan maju tentang untung ruginya setelah
membeli, sehingga pada akhirnya masyarrakat lebih cenderung memanfaatkan
promosi, diskon, cashback, dan potongan harga sehingga terjadinya perilaku
pembelian impulse buying. Sangat penting menjaga rational conscious mind (masuk
akal) ketika mengambil keputusan, sehingga masyarakat harus berhati-hati pada
segenap hal mencakup aktivitas konsumen, untuk menghindari pemborosan dan
pembelian berlebihan.
Selanjutnya dilihat dari penjagaan keturunan, Selanjutnya dari segi
pengasuhan keturunan, hal ini akan berdampak pada orang lain terutama keluarga,
kerabat dan teman. Hal ini biasanya terjadi saat individu sedang hangout dengan
temannya, keluarganya, saudara ataupun yang lain, dimana terdapat banyak
merchant partner dari OVO dan Go-Pay. Pengguna Fintech akan segera melakukan
pembelian yang dianggap menguntungkan karena adanya promo, diskon, dan
cashback. Meskipun produk yang akan dibeli tidak diperlukan. Dan teman-teman
juga tertarik untuk menggunakan OVO dan Go-Pay dari mulut ke mulut, mereka
mengatakan bahwa manfaat dan kemudahan menggunakan fintech tanpa disadari
ini bisa membuat orang lain ikut melakukan pembelian impulse buying.
Terakhir, dilihat dari penjagaan harta benda, tanpa disadari dengan
seringnya menggunakan fintech dikarenakan promo, diskon dan cashback
menjadikan setiap penggunanya lebih konsumtif dari sebelumnya. Dan supaya
manusia mampu mengelola pembelanjaan hartanya dengan semaksimal mungkin
dan sebaik – baiknya. Sesuai berfirman Allah pada Al Furqan : 67
و
َ
ا
ِ
ْ
َ
ا
ِ
ذ
َ
ا
ٓ
ا
َ
ْ
َ
ُ
ْ
ا
َ
ْ
ُ
ْ
ِ
ُ
ْ
ا و
َ
َ
ْ
َ
ْ
ُ
ُ
و
ْ
ا و
َ
َ
ن
َ
َ
ﯿ
ْ
َ
ذ
ٰ
ِ
َ
َ
َ
ا
ً
“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang
ketika menginfakkan (hartanya), mereka tidak berlebihan, serta juga tidak kikir,
diantara ke-2nya dengan wajar.
KESIMPULAN
Mengacu pada penelitian yang diadakan, banyak generasi milenial yang
menggunakan fintech OVO dan Go-Pay tergolong memiliki karakteristik
Vol. 13, No. 2, pp.70-79, Juli 2022
78 https://journal.ikopin.ac.id
pembelian dengan cara spontan dan tiba tiba yang sangat mudah terdorong dengan
adanya promo, diskon dan cashback dengan pemikiran jangka pendek. Perilaku
impulse buying generasi milenial yang menggunakan fintech OVO serta Go-Pay
tergolong tipe planned impulse buying dibandingkan pure impulse buying,
reminded impulse buying serta Sugestion impulse buying. Dikarenakan perilaku
pembeliannya tak direncanakan yang sering diperbuatgenerasi milenial ketika ada
penawaran menarik seperti munculnya promo, diskon dan cashback. Atau
menunggu adanya discount atau cuci gudang. Dilihat dari kemaslahatan yang
didapatkan atas perilaku impulse buying generasi milenial ini, dimana untuk
pencapaian kemaslahatan hidup lewat pemanfaatan fintech OVO serta Go-Pay
belum maksimal ataupun belum sampai pada maqashid syariah yang utuh untuk
kehidupan, dikarenakan dalam melaksanakan kulliyat al-khamsah yakni: penjagaan
atau perlindungan pada agama, Jiwa, Akal, Harta Benda, serta Keturunannya. Yang
seharusnya tercapai serta terlaksana dengan baik, namun secara menyeluruh belum
sampai penjagaan dan perlindungan yang seharusnya. Ini memperlihatkan bahwa
impulse buying kurang dan tidak memberi nilai maslahah untuk konsumen.
BIBLIOGRAFI
Damanik, Erikson. Perancangan Sistem Informasi Pembayaran Online
Menggunakan Payment Gateway, Jurnal Sosial Manajemen 2012
Fauzia, Ika. Islamic Models of Saving and Investment sebagai Suatu Tawaran atas
Perilaku Impulse buying pada Produk dan Jaza Tahsiniyat dalam Jurnal
Studi Keislaman, 2018
Harahap, Isnaini. Sri Sudiarti. Pengaruh Pengambilan Keputusan dalam
Berbelanja Online Shop di Kota Medan dalam Jurnal Hukum Ekonomi
Syariah
Jatmiko, Bambang. OJK : Orang Indonesia Makin Komsumti, dalam Kompas.com,
2015
Juliandi, Azuar et. al., Metodologi Penelitian Bisnis, Medan: UMSU Press, 2015
Komala, Cucu. Perilaku Konsumsi Impulse Buying Perspektif Imam Al Ghazali
dalam Jurnal Perspektif , 2018
KOMINFO. Mengenal Generasi Milenial, dalam Kominfo, 2016
Ma’ruf, Hendri. Pemasaran Ritel, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2006
Ningrum, Ririn Tri Puspita. Pemikiran Asy Shatibi Tentang Maqashid Shariah
Dan Implikasinya Terhadap Teori Perilaku Ekonomi Modern dalam Jurnal
Studi Agama, 2014
Perilaku Impulse Buying Generasi Milenial Pada Fintech
Ovo dan Go-Pay Perspektif Maqashid Syariah (Studi Pada
Mahasiswa Febi Uinsu)
e-ISSN 2809-8862
p-ISSN 2086-3306
Halimah, Sri Sudiarti, Muhammad Ikhsan Harahap 79
Nurrohyani, Risya (ed). Pengaruh Promosi Cashback pada Ovo dan Go-Pay
Terhadap Perilaku Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Padjadjaran dalam Jurnal Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, 2020
Priansa, Donni Juni. Perilaku Konsumen Dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,
Bandung: Alvabeta, 2016
Setyowati, Desy. Riset: Kalahkan Ovo, Go-Pay paling banyak digunakan Tahun
ini”, dalam Katadata 2019
Subagiyo, Rokhmat. Konsep Kebutuhan dalam Islam, e-book, 2016
Supardi. Metodologi Penelitian dan Bisnis, Yogyakarta: UII Press, 2005
Untung, Ignatius. Marketing To Irrational Customer, dalam Linked In, 2019
Yamit Zulian. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien
Puskesmas Depok I di Sleman, Skripsi, UII, 2008
Zaimsyah, Annisa Masruri et. al., Tinjauan Maqashid Syariah Terhadap Konsumsi,
dalam Jurnal Studi Keislaman, 2019