Co-Value : Jurnal Ekonomi, Koperasi & Kewirausahaan
Volume 11, Number 3, Desember, 2020
p-ISSN: 2086-3306 e-ISSN: 2809-8862
How to cite:
Rio Rinaldy, Tedy Herdiyanto. (2020). Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi. Co-
Value: Jurnal Ekonomi, Koperasi Kewirausahaan Vol 11(3):102-109
E-ISSN:
Published by:
https://greenpublisher.id/
ANALISIS INFLASI SAAT INI MENURUT IMAM AL MAQRIZI
Diana Maghfiroh
1
, Rio Rinaldy
2
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, AMIK Bumi Nusantara Cirebon
Email : dianamagfiroh0002@gmail.com, rio71933@gmail.com
Abstrak
Pandemi COVID-19 yang semakin meluas ke seluruh dunia berdampak pada meningkatnya
risiko resesi perekonomian global pada 2020. Tujuan dari penelitian ini yaitu kita dapat
memahami penyebab inflasi sehingga kita dapat mengambil pelajaran untuk masa yang akan
datang sehingga menjadi lebih baik dan menerapkan kebijakan sesuai solusi yang
berlandaskan pada pandangan islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
mencari dari beberapa referensi dan literature review yang mendukung materi kajian ilmiah.
Hasil dari penelitian ini ialah : Imam Al Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi adalah
sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di seantero dunia dulu, kini,
hingga masa mendatang. Al Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi adalah sebuah
fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di seantero dunia dulu, kini, hingga
masa mendatang. Inflasi menurutnya terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami
kenaikan dan berlangsung terus-menerus.
Kata kunci: Pandemi, Covid-19, Inflasi, Al Maqrizi
Abstract
The COVID-19 pandemic that is increasingly spreading throughout the world has an impact
on increasing the risk of a global economic recession in 2020. The purpose of this research is
that we can understand the causes of inflation so that we can take lessons for the future so
that it becomes better and implement policies according to solutions that are based on an
Islamic view. This study uses a qualitative method by looking for several references and
literature reviews that support scientific study material. The results of this study are: Imam Al
Maqrizi stated that inflation is a natural phenomenon that afflicts people's lives throughout
the world in the past, now, and in the future. Al Maqrizi stated that inflation is a natural
phenomenon that afflicts people's lives throughout the world, past, present, and in the future.
According to him, inflation occurs when prices generally increase and lasts continuously.
Keywords: Pandemic, Covid-19, Inflation, Al Maqrizi
Diterima:; Direvisi:; Disetujui:
PENDAHULUAN
Saat ini dunia sedang digemparkan dengan adanya wabah virus corona atau biasa
disebut covid-19. Tak terkecuali indonesia. Mewabahnya virus ganas ini tidak hanya
menjadi ancaman bagi tatanan kehidupan social tapi juga kondisi perekonomian. Menurut
laporan tinjauan kebijakan moneter BI, Pandemi COVID-19 yang semakin meluas ke
seluruh dunia berdampak pada meningkatnya risiko resesi perekonomian global pada
2020. Risiko resesi ekonomi global pada 2020 dipengaruhi oleh penurunan permintaan
serta terganggunya proses produksi antara lain akibat terbatasnya mobilitas manusia
sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran COVID-19. Prospek
pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang diprakirakan juga menurun. Risiko
resesi ekonomi dunia terutama terjadi pada triwulan-II dan triwulan-III 2020, sesuai
dengan pola pandemi COVID-19, dan diperkirakan akan kembali membaik mulai
triwulan-IV 2020. (Bank Indonesia, 2020)
Penurunan ekonomi global dan penyebaran COVID-19 di dalam negeri berdampak
pada pertumbuhan ekonomi domestik yang diprakirakan akan menurun. Ekspor 2020
Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi
Diana Maghfiroh, Rio Rinaldy 103
diprakirakan menurun akibat melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai
penawaran global, serta rendahnya harga komoditas global. Sementara itu, pembatasan
sosial dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19 berdampak pada pendapatan
masyarakat dan produksi sehingga menurunkan prospek permintaan domestik, baik
konsumsi rumah tangga maupun investasi. (Bank Indonesia, 2020)
Kondisi yang demikian jika dibiarkan terus menerus tanpa ada kebijakan yang
diambil, maka akan sangat rentan sekali terjadi inflasi bahkan sampai mengalami krisis
moneter. Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan
umum secara terus menerus dari suatu perekonomian. (Nurul Huda, 2008)
Menurut al-Maqrizi, inflasi diakibatkan oleh tiga hal, yaitu korupsi dan
administrasi pemerintahan yang buruk, pajak yang berlebihan dan mencari keuntungan
dengan pencetakan uang secara berlebihan. (Al Maqrizi, 1999). Al-Maqrizi menjadi saksi
terhadap permasalahan internal yang terjadi, ketidakstabilan ekonomi serta migrasi besar-
besaran dari daerah desa ke kota yang mengalami penurunan populasi. Banyaknya tulisan
yang dihasilkan oleh al-Maqrizi, bukan hanya dalam sejarah umum saja tapi di antaranya
ada yang difokuskannya dalam masalah ekonomi terutama masalah moneter dan inflasi-
juga menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis tertarik untuk
mengkaji mengenai inflasi yang terjadi di era pandemi saat ini menurut perspektif Imam
Al Maqrizi.
METODE PENELITIAN
Dalam penulisan artikel ini, kami menggunakan metode kualitatif dengan
mencari dari beberapa referensi dan literature review yang mendukung materi kajian

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Biografi Imam Al Maqrizi
Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Abdul Qadir Al-Husaini lahir di
Barjuwan, Kairo, pada 766 H5. Keluarganya berasal dari Maqarizah, sebuah desa yang

Kondisi keluarga yang serba kecukupan membuat Al-Maqrizi kecil harus menjalani

mazhab Hanafi. Al-Maqrizi muda pun tumbuh berdasarkan pendidikan mazhab ini.
Setelah kakeknya wafat pada 786 H (1384 M), Al-    
Bahkan dalam perkembangan pemikirannya, ia menjadi condong ke arah mazhab Dzahiri
(Aam Slamet R, 2009).
Al-Maqrizi merupakan seorang Muhtasib (pengawas pasar, semacam kepala
lembaga atau kepala pasar, pent.) yang memiliki pengetahuan tentang kondisi ekonomi
pada masanya dan juga seorang pengkritik keras pemerintahan Burji Mamluk. Ia
menerapkan analisis Ibnu Khaldun dalam bukunya yang berjudul Ighatsah Al-Ummah bi
Kasyfil Gummah (menolong rakyat dengan mengetahui sebab-sebab penyakitnya). Yaitu
menentukan sebab-sebab yang menimbulkan krisis ekonomi di Mesir pada masa periode
806-808. Ketika berusia 22 tahun, Al-Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas
pemerintahan Dinasti Mamluk (Ambok Pangiuk, 2013).
Pada tahun 788 H (1386 M), Al-Maqrizi memulai kiprahnya sebagai pegawai di
Diwan Al-Insya, semacam sekertariat Negara. Kemudian ia diangkat menjadi wakil
       -Hakim dan
guru Hadits di Madrasah Al-Muayyadah. Pada tahun 791 H (1389 M), Sultan Barquq
Vol. 11, No. 3, pp. 102-109, Desember2020
104 https://journal.ikopin.ac.id
mengangkat AlMaqrizi sebagai Muhtasib di Kairo. Jabatan tersebut diembannya selama
dua tahun. Pada masa ini Al-Maqrizi mulai banyak bersentuhan dengan berbagai
permasalahan pasar, perdagangan, dan Mudharabah. Sehingga perhatiannya terfokus pada
harga-harga yang berlaku, asal-usul uang dan kaidah-kaidah timbangan (Ambok Pangiuk,
2013).
Pada tahun 811 H (1408 M), Al-Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi
Waqaf di Qalanisiyah, sambil bekerja di rumah sakit AnNuri, Damaskus. Pada tahun
yang sama, ia menjadi guru hadits di Madrasah Asyrafiyyah dan Madrasah Iqbaliyyah.
Kemudian Sultan Al-Malik Al-Nashir Faraj bin Barquq (1399-1412 M) menawarinya
habatan wakil pemerintah Dinasti Mamluk di Damaskus. Namun, tawaran ini ditolak Al-
Maqrizi (Ambok Pangiuk, 2013).
Pada masa Al-Maqrizi mesir tengah mengalami masa surut. Perekonomiannya
secara umum sangatlah para, produksi bahan makanan dan cadangannya tidak mencukupi
kebutuhan penduduk yang terus meningkat. Hal ini menimbulkan kelangkaan bahan-
bahan kebutuhan pokok sehingga menimbulkan kelaparan massal di Mesir, sesuatu yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Penyebab tak lain karena administrasi pemerintahan
yang tidak efisien dan sangat korup. Praktik suap menyuap, komersialisasi jabatan,
korupsi, kolusi dan nepotisme tumbuh subur didalamnya dan pada saat yang sama
diberlakukan pajak represif oleh pemerintah yang tidak accountable terhadap rakyat,
sehingga menjadi kontra-produktif bagi petani. Inilah yang menyebabkan kemerosotan
yang sangat tajam dalam produksi pertanian sebagai sektor kehidupan yang paling
dominan saat itu (Al Maqrizi, 1999).
Al-Maqrizi sangat produktif menulis berbagai bidang ilmu, terutama sejarah
Islam. Lebih dari seratus buah karya tulis telah dihasilkannya, baik berbentuk buku kecil
maupun besar. Bukubuku kecilnya memilki urgensi yang khas serta menguraikan
berbagai macam ilmu yang tidak terbatas pada tulisan sejarah. Al-Syayyal
mengelompokkan buku-buku kecil tersebut menjadi empat kategori. Pertama, buku yang
membahas beberapa peristiwa sejarah Islam umum, seperti kitab Al-  -
Takhshum fi ma baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim. Kedua, buku yang berisi
ringkasan sejarah beberapa penjuru Dunia Islam yang belum terbahas oleh para sejarawan
lainnya, seperti Kitab Al-Imam bi Akhbar Man bi Ardh Al-Habasyah min Muluk Al-
Islam. Ketiga, buku yang menguraikan Biografi singkat para raja, seperti Kitab Tarajim
Muluk Al-Gharb dan Kitab Al-Zahab Al-Masbuk bi Dzikr Man bi Hajja min Al-Khulafa
wa AlMuluk. Keempat, buku yang mempelajari beberapa aspek ilmu murni atau sejarah
beberapa aspek social dan ekonomi di Dunia Islam pada umumnya, dan di Mesir pada
-Akhyal wa Al-
Auzan Al-, kitab Risalah fi Al-Nuqud Islamiyyah dan kitab Ighatsah Al-
Ummah bi Kasyfil Gummah. (Al Maqrizi, 1999)
Sedangkan terhadap karya-karya Al-Maqrizi yang berbentuk buku besar, Al-
Syayyal membagi menjadi tiga kategori. Pertama, buku yang membahas tentang sejarah

seperi kitab Ad-durar Al-   -Daulah Al-Islamiyah. Ketiga, buku
yang menguraikan sejarah Mesir pada masa Islam, seperti Kitab Al-  -
   -Immah Al-Fahimiyyin AlKhulafa, dan kitab Al-S  
Duwal Al-Muluk (Al Maqrizi, 1999).
Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi
Diana Maghfiroh, Rio Rinaldy 105
2. Pandangan Imam Al Maqrizi Mengenai Inflasi
Dengan kondisi fakta bencana kelaparan yang terjadi di Mesir, Al Maqrizi
menyatakan bahwa peristiwa inflasi adalah sebuah fenomena alam yang menimpa
kehidupan masyarakat di seantero dunia dulu, kini, hingga masa mendatang. Inflasi
menurutnya terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan
berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang dan jasa mengalami
kelangkaan dan konsumen, karena sangat membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih
banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama (Aam Slamet, 2009).
Al Maqrizi membahas problematika inflasi secara lebih detail. Ia
mengklasifikasikan inflasi berdasarkan faktor penyebabnya ke dalam dua hal, yakni: (a)
Inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah (Natural Inflation), dan (b) Inflasi akibat
kesalahan manusia (Human Error Inflation).
a. Inflasi Alamiah
Inflasi ini disebabkan oleh berbagai faktor natural yang sulit dihindari manusia.
Menurut Al-Maqrizi, saat suatu bencana alam terjadi, berbagai bahan makanan dan hasil
bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan barang-barang tersebut
mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi kelangkaan. Di lain pihak, karena
sifatnya yang sangat signifikan dalam kehidupan, permintaan terhadap berbagai barang
itu mengalami peningkatan. Harga-harga kemudian membumbung tinggi, jauh melebihi
daya beli masyarakat. Hal ini sangat berimplikasi terhadap kenaikan harga berbagai
barang dan jasa lainnya. Akibatnya, transaksi ekonomi mengalami kemacetan, bahkan
berhenti sama sekali, yang pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah
penyakit, dan kematian di kalangan masyarakat. Keadaan yang semakin memburuk
tersebut memaksa rakyat untuk menekan pemerintah agar segera memperhatikan keadaan
mereka (Aam Slamet, 2009).
b. Human Error Inflation
Selain faktor alam, Al-Maqrizi menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi akibat
kesalahan manusia. Ia menganalisis, ada tiga hal utama yang baik secara sendirisendiri
atau pun bersama-sama menjadi penyebab terjadinya inflasi. Ketiga hal tersebut adalah:
(1) Korupsi dan Administrasi yang Buruk, (2) Pajak yang Berlebihan, dan (3)
Peningkatan Sirkulasi Mata Uang Fulus (Aam Slamet, 2009)
Inflasi pada fenomena sosial ekonomi jenis pertama juga terjadi di masa
Rasulullah dan khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan dan pengangguran.49
Sementara untuk jenis inflasi yang kedua, menurut Al-Maqrizi sama dengan penyebab
yang mendasari terjadinya krisis di Mesir, yakni: korupsi dan Administrasi pemerintahan
yang buruk; pajak berlebihan yang memberatkan petani, dan jumlah fulus yang
berlebihan. Ini jelas lebih komprehensif dengan yang dikemukakan oleh Milton Friedman
(bapaknya kaum monetaris) yang menganggap bahwa inflasi hanyalah semacam
fenomena moneter (Ambok Pangiuk, 2013).
Beredarnya fulus yang berlebihan mendapat perhatian khusus dari Al-Maqrizi.
Dalam pengamatannya, ternyata kenaikan hargaharga (inflasi) yang terjadi adalah dalam
bentuk jumlah fulusnya. Misalanya untuk pakaian yang sama ternyata dibutuhkan lebih
banyak fulus. Akan tetapi apabila nilai barang diukur dengan dinar emas, jarang terjadi
kenaikan harga. Untuk itulah Al-Maqrizi menyarankan agar sejumlah fulus dibatasi
secukupnya saja, sekedar untuk melayani transaksi pecahan kecil (Ambok Pangiuk, 2013)
Vol. 11, No. 3, pp. 102-109, Desember2020
106 https://journal.ikopin.ac.id
3. Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi
Al Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi adalah sebuah fenomena alam
yang menimpa kehidupan masyarakat di seantero dunia dulu, kini, hingga masa
mendatang. Inflasi menurutnya terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami
kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini, persediaan barang dan jasa
mengalami kelangkaan dan konsumen, karena sangat membutuhkannya, harus
mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama (Aam
Slamet, 2009).
Dari pendapat Al Maqrizi diatas, kondisi Indonesia saat pandemi covid-19 saat
ini adalah kondisi yang sangat memungkinkan untuk terjadinya inflasi. Pandemi covid-19
merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
jika dikaitkan dengan factor penyebabnya, inflasi yang saat ini terjadi termasuk inflasi
karena faktor alamiah (Natural Inflation).
Selain faktor alam, Al-Maqrizi juga menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi
akibat kesalahan manusia. Ia menganalisis, ada tiga hal utama yang baik secara
sendirisendiri atau pun bersama-sama menjadi penyebab terjadinya inflasi. Ketiga hal
tersebut adalah: (1) Korupsi dan Administrasi yang Buruk, (2) Pajak yang Berlebihan,
dan (3) Peningkatan Sirkulasi Mata Uang Fulus.
Faktor yang dikemukakan Al Maqrizi diatas juga bisa saja menjadi factor
penyebab terjadinya inflasi saat ini. Inflasi di era pandemi covid-19 ini sangat mungkin
terjadi bahkan akan sangat parah apabila pemerintah tidak segera mengambil Tindakan
kebijakan yang tepat. Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia selaku bank sentral
untungnya segera mengambil Tindakan yang tepat dalam rangka mencegah inflasi.
Dalam rangka memitigasi dampak COVID-19 pada perekonomian, Pemerintah
telah mengumuman stimulus fiskal jilid I, II, dan III. Stimulus fiskal jilid I dan II
ditempuh melalui kebijakan bantuan pangan untuk menopang konsumsi masyarakat
bawah dan relaksasi perpajakan untuk mendorong keberlangsungan usaha serta
menopang daya beli masyarakat. Melengkapi stimulus fiskal jilid I dan II, Pemerintah
mengeluarkan stimulus fiskal jilid III dengan total insentif diprakirakan sebesar 430,4
triliun Rupiah. Stimulus fiskal tersebut difokuskan untuk sektor kesehatan, jaring
pengaman sosial, dan dukungan bagi industri. Bank Indonesia mengapresiasi langkah
stimulus fiskal Pemerintah dalam meminimalkan dampak COVID-19, yang diprakirakan
dapat menopang prospek pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia, 2020).
Sedangkan Imam Al-Maqrizi juga memiliki solusi tersendiri untuk mencegah
terjadinya inflasi. Beliau berpendapat dalam kitabnya bahwa faktor penyebab inflasi ada
dua hal, yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor alamiah dan inflasi yang disebabkan
oleh kesalahan manusia. Inflasi alamiah adalah inflasi yang tidak bisa dihindari oleh
manusia, seperti bencana yang bisa membawa kepada inflasi. Adapun inflasi yang
disebabkan oleh kesalahan manusia diidentifikasikan dalam tiga hal. Inflasi inilah
menurut al-Maqrizi yang mengakibatkan krisis ekonomi di Mesir. Tiga hal tersebut
adalah:
Pertama, korupsi dan administrasi yang buruk. Al-Maqrizi menyatakan bahwa
pengangkatan para pejabat pemerintahan yang berdasarkan pemberian suap dan bukan
kapabilitas, akan menempatkan orang-orang yang tidak mempunyai kredibilitas pada
berbagai jabatan penting dan terhormat. Ketika berkuasa, para pejabat tersebut mulai
menyalahgunakan kekuasaan untuk meraih kepentingan pribadi, baik untuk memenuhi
kewajiban finansialnya maupun untuk kemewahan hidup. Mereka berusaha
mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara.
Merajalelanya ketidakadilan para pejabat tersebut telah membuat kondisi rakyat semakin
memprihatinkan, sehingga mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman dan
Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi
Diana Maghfiroh, Rio Rinaldy 107
pekerjaannya. Akibatnya terjadi penurunan drastis jumlah penduduk dan tenaga kerja
serta hasil-hasil produksi yang sangat berimplikasi terhadap penurunan penerimaan pajak
dan pendapatan negara (Zainul, 2015).
Untuk menghadapi situasi demikian, al-Maqrizi menggunakan pendekatan agama
dan akhlak. Menurutnya para pejabat telah banyak melanggar ketentuan syariat, dan
akhlak yang ditunjukkan mereka sama sekali tidak berdasarkan akhlak mulia. Karena
itulah harus ada upaya untuk mengembalikan akhlak dan moral pejabat agar sesuai
dengan ajaran Islam dan penerapan syariat Islam di Mesir harus benar-benar ditegakkan
dimulai dari para pejabatnya (Zainul, 2015).
Kedua, pajak yang berlebihan. Menurut al-Maqrizi, akibat dominasi para pejabat
bermental korup dalam suatu pemerintahan, pengeluaran negara mengalami peningkatan
yang drastis. Sebagai kompensasinya, mereka menerapkan sistem perpajakan yang
menindas rakyat dengan memberlakukan berbagai pajak baru serta menaikkan tingkat
pajak yang telah ada. Akibatnya para petani kehilangan motivasi untuk bekerja dan
memproduksi. Mereka lebih memilih meninggalkan tempat tinggal dan pekerjaannya
daripada selalu hidup dalam penderitaan untuk kemudian menjadi pengembara di daerah-
daerah pedalaman. Dengan demikian, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja dan
peningkatan lahan tidur yang akan sangat mempengaruhi tingkat hasil produksi padi serta
hasil bumi lainnya, dan pada akhirnya menimbulkan kelangkaan bahan makanan serta
meningkatkan harga-harga.
Al-Maqrizi mengajukan agar pemerintah mengembalikan besaran pajak sesuai
dengan tarif yang berlaku sebelumnya. Tarif pajak yang normal dapat memberikan
insentif bagi para petani dan meningkatkan produktifitas untuk bekerja. Sehingga
produksi pertanian yang menjadi sektor kehidupan paling dominan di Mesir dapat
kembali normal dalam meningkatkan produksi nasional terutama bahan kebutuhan pokok.
(Zainul, 2015)
Ketiga, peningkatan sirkulasi mata uang fulus. Pada awalnya fulus dicetak
sebagai alat transaksi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari yang tidak
signifikan. Oleh sebab itu, jumlah mata uang ini hanya sedikit yang terdapat dalam
peredaran. Namun pemerintah dengan ambisinya untuk memperoleh keuntungan yang
besar dari pencetakan mata uang yang tidak membutuhkan biaya produksi tinggi ini,
melakukan pencetakan fulus secara besar-besaran. Jumlah fulus yang dimiliki masyarakat
semakin besar dan sirkulasinya mengalami peningkatan yang sangat tajam sehingga fulus
menjadi mata uang yang dominan. Keadaan ini menempatkan fulus sebagai standar nilai
bagi sebagian besar barang dan jasa. Akibatnya uang tidak lagi bernilai dan harga-harga
membumbung tinggi yang pada gilirannya menimbulkan kelangkaan bahan makanan.
Al-Maqrizi m
yang tidak berdasarkan pada syariat. Maka beliau mengajukan solusi untuk
mengembalikan harga-harga barang dan jasa menjadi seperti sebelum krisis. Mesir harus
menggunakan sistem moneter alami, yaitu dinar dan dirham menjadi mata uang pokok,
sedangkan fulus diterbitkan secara terbatas dan hanya untuk membeli barang-barang
remeh. Al-Maqrizi menetapkan relative price bagi dinar, dirham dan fulus. (Zainul, 2015)
Vol. 11, No. 3, pp. 102-109, Desember2020
108 https://journal.ikopin.ac.id
KESIMPULAN
Al Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi adalah sebuah fenomena alam yang
menimpa kehidupan masyarakat di seantero dunia dulu, kini, hingga masa mendatang.
Inflasi menurutnya terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan
berlangsung terus-menerus. Dari pendapat Al Maqrizi diatas, kondisi Indonesia saat
pandemi covid-19 saat ini adalah kondisi yang sangat memungkinkan untuk terjadinya
inflasi. Pandemi covid-19 merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu jika dikaitkan dengan factor penyebabnya, inflasi yang saat
ini terjadi termasuk inflasi karena faktor alamiah (Natural Inflation).
Selain faktor alam, Al-Maqrizi juga menyatakan bahwa inflasi dapat terjadi akibat
kesalahan manusia. Ia menganalisis, ada tiga hal utama yang baik secara sendirisendiri
atau pun bersama-sama menjadi penyebab terjadinya inflasi. Ketiga hal tersebut adalah:
(1) Korupsi dan Administrasi yang Buruk, (2) Pajak yang Berlebihan, dan (3)
Peningkatan Sirkulasi Mata Uang Fulus. Faktor yang dikemukakan Al Maqrizi diatas
juga bisa saja menjadi factor penyebab terjadinya inflasi saat ini. Inflasi di era pandemi
covid-19 ini sangat mungkin terjadi bahkan akan sangat parah apabila pemerintah tidak
segera mengambil Tindakan kebijakan yang tepat. Pemerintah, dalam hal ini Bank
Indonesia selaku bank sentral untungnya segera mengambil Tindakan yang tepat dalam
rangka mencegah inflasi. Tindakan tersebut berupa stimulus fiskal jilid I, II, dan III.
Sedangkan Imam Al-Maqrizi juga memiliki solusi tersendiri untuk mencegah
terjadinya inflasi. Pertama, untuk mencegah korupsi dan administrasi yang buruk, akhlak
dan moral pejabat agar sesuai dengan ajaran Islam. Kedua, Al-Maqrizi mengajukan agar
pemerintah mengembalikan besaran pajak sesuai dengan tarif yang berlaku. Ketiga,
beliau mengajukan solusi untuk mengembalikan harga-harga barang dan jasa menjadi
seperti sebelum krisis yaitu dengan sistem moneter alami, yaitu dinar dan dirham menjadi
mata uang pokok, sedangkan fulus diterbitkan secara terbatas dan hanya untuk membeli
barang-barang remeh.
BIBLIOGRAFI
Aam Slamet Rusydiana,“Telaah Pemikiran Ekonomi Maqrizi Tentang Inflasi”
Diterbitkan oleh Jurnal KORDINAT Kopertais Wilayah DKI Jakarta, Volume 11
No.1, April 2009.
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema Insani
Press, 2001
Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004).
Aidil Novia,“Kajian Intervensi Harga Oleh Pemerintah Dalam Pemikiran Al-Maqrizi
Diterbitkan oleh IAIN Imam Bonjol Padang Tahun 2016.
Al-Maqrizi, Ighatsah Al-Ummah bi Kasyf Al-Gummah, (Kairo: Maktabah Al-tsaqafah
Al-Diniyah, 1986), dalam Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam.
Ambok Pangiuk, “Inflasi Pada Fenomena Sosial Ekonomi Menurut Al-Maqrizi”
Diterbitkan oleh Kontekstualita, Vol. 28, No 1, 2013
Awaluddin, “Inflasi Dalam Prespektif Islam (Analisis Terhadap Pemikiran Al- Maqrizi)”
    - Desember
2017.
Ban 
2020
Analisis Inflasi Saat Ini Menurut Imam Al Maqrizi
Diana Maghfiroh, Rio Rinaldy 109
Chapra, M. Umer . Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 2001
-
kan oleh Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), April 2020
Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, Hadi Risza Idris, Ranti Wiliasi, Ekonomi Makro
Islam: Pendekatan Teoritis, Jakarta: Kencana, 2009
Paul A. Samuelson dan William D. N ordhaus, Ilmu Makro Ekonomi, Edisi 17, Jakarta:
PT Media Global Edukasi, 2004
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi, Mikroekonomi
dan Makroekonomi, Jakarta: Kencana, 2000
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta:
Rajawali Pers, 2014
Zainul Hal, Al-Maqrizi dan Solusi Mengatasi Krisis Ekonomi” diakses pada
https://www.mymirrorlife.blogspot.com/2015/01/al-maqrizi-dan-solusi-
mengatasi-krisis.html
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License