Eco-Iqtishodi : Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi
<p><strong>Eco-Iqtishodi: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah</strong> E-ISSN: 2775-1457 dan P-ISSN: 2685-2721 memuat artikel tentang ekonomi dan keuangan syariah, yang dihasilkan dari hasil penelitian, laporan/ studi kasus, kajian/ tinjauan pustaka, yang berorientasi pada kemutakhiran ekonomi dan keuangan syariah agar dapat menjadi sumber informasi ilmiah yang mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.</p> <p><strong>Eco-Iqtishodi: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah</strong> menerima artikel dengan area penelitian pada ekonomi dan keuangan syariah. Dengan artikel yang memiliki sitasi primer dan tidak pernah dipublikasikan baik secara online maupun versi cetak sebelumnya.</p> <p><strong>Eco-Iqtishodi: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah</strong> diterbitkan dalam versi cetak dan online dengan jadwal publikasi pada Bulan Juli dan Januari.</p> <p>Redaksi tidak bertanggungjawab atas seluruh konten isi dalam artikel isu <em>copyrights</em>, plagiarism, dan lainnya. Penulis bertanggungjawab penuh atas konten isi artikel.</p>Program Studi Ekonomi Syariah Institut Manajemen Koperasi Indonesiaen-USEco-Iqtishodi : Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Keuangan Syariah 2685-2721Sejarah Kebijakan Moneter di Dunia Islam
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/4968
<p>This thesis explores the development of monetary policy in the Islamic world, from the Umayyad Dynasty to the Ottoman Empire. The research aims to analyze the evolution of monetary policies, including the minting and standardization of currency, tax administration, and fiscal systems across various Islamic empires that ruled between the 7th and early 20th centuries. During the Umayyad period, the standardization of dinar and dirham coins played a crucial role in international trade. Tax policies, such as <em>jizyah</em> and <em>kharaj</em>, strengthened the fiscal stability of the state. In the Abbasid era, banking and financial administration saw significant growth, with the establishment of institutions like the <em>Baitul Mal</em> and the implementation of the <em>iqtāʿ</em> system. The Umayyad Caliphate in Spain minted gold dinars, supporting the economy of Al-Andalus and connecting it to the Mediterranean trade networks. Smaller kingdoms, including the Fatimid, Mamluk, Safavid Persia, and Mughal India, each introduced innovations in monetary policy and trade, particularly in the use of gold and silver, as well as fiscal policies to maintain economic stability. The Ottoman Empire, as the last great Islamic power, faced significant challenges from internal economic crises and the influence of European colonial powers. Monetary and fiscal reforms were key in the Ottoman efforts to survive, though ultimately insufficient to prevent the empire's collapse. The research concludes that monetary policy in the Islamic world was historically influenced by internal factors, such as political stability and economic development, and external factors, including international trade relations and colonial threats. These policies played a vital role in maintaining economic stability during various periods of governance, but also highlighted the challenges faced by these empires in adapting to global changes.</p>Gugun SodikYadi JanwariSofian Al-Hakim
Copyright (c) 2025 Gugun Sodik Gugun
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-26621114010.32670/ecoiqtishodi.v6i2.4968Perbandingan Fikih Akad Syariah pada Kontrak Tunggal dan Multi Kontrak dalam Pasar Modal Syariah Di Indonesia
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/4981
<p>Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah memunculkan beragam inovasi produk keuangan yang membutuhkan struktur akad yang semakin kompleks. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan implementasi fikih akad syariah antara kontrak tunggal (single contract) dan multi kontrak (hybrid contract) dalam instrumen pasar modal syariah, dengan fokus pada aspek kepatuhan syariah dan efektivitas operasionalnya. Menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan analisis komparatif, penelitian ini mengkaji dokumen fatwa DSN-MUI, literatur fikih muamalah klasik dan kontemporer, serta studi kasus implementasi akad pada berbagai produk pasar modal syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrak tunggal memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan struktur dan minimalisasi risiko ketidakpatuhan syariah, sementara multi kontrak menawarkan fleksibilitas lebih besar dalam pengembangan produk inovatif namun dengan tantangan kompleksitas yang lebih tinggi. Penelitian ini menemukan bahwa keberhasilan implementasi kedua jenis kontrak bergantung pada keseimbangan antara inovasi produk dan kepatuhan syariah, dengan implikasi signifikan terhadap pengembangan regulasi dan standardisasi dokumentasi akad di pasar modal syariah Indonesia.</p> <p><strong><em>Kata Kunci: akad syariah, pasar modal syariah, kontrak tunggal, multi kontrak, fikih muamalah</em></strong></p>IshandawiDedah JubaedahIwan Setiawan
Copyright (c) 2025 Ishandawi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266214116010.32670/ecoiqtishodi.v6i2.4981Batas Ketidakpastian Keuntungan Dalam Produk Kerjasama Keuangan Syariah: Studi Kasus Pada Akad Mudharabah
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5005
<p>Ketidakpastian (<em>gharar</em>) dalam proyeksi keuntungan pada akad mudharabah di lembaga keuangan syariah menimbulkan tantangan bagi pengelolaan risiko dan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Hal ini memerlukan pendekatan yang mampu menyeimbangkan prinsip kepercayaan dengan kebutuhan akan manajemen risiko yang terukur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis batasan gharar dalam proyeksi keuntungan akad mudharabah serta mengidentifikasi mekanisme mitigasi risiko ketidakpastian yang dapat diterapkan di lembaga keuangan syariah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis berbasis studi kepustakaan, mengacu pada literatur terkait fiqh muamalah dan praktik keuangan syariah modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidakpastian keuntungan pada akad mudharabah masih dapat ditoleransi selama masuk dalam kategori <em>gharar yasir</em> (ketidakpastian minimal) dan menggunakan kaidah "<em>al-ghurm bil ghunm</em>" yang memastikan bahwa keuntungan yang didapatkan beriringan dengan risiko yang timbul dikemudian hari. Ketidakpastian ini muncul dari fluktuasi pasar, kinerja pengelola dana, dan risiko operasional. Untuk memitigasi <em>gharar,</em> diperlukan proyeksi keuntungan yang realistis, penggunaan data akurat, transparansi informasi kepada nasabah, serta penerapan sistem monitoring yang berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, lembaga keuangan syariah dapat menjaga prinsip syariah sekaligus memenuhi tuntutan bisnis modern.</p> <p><strong> </strong></p>Nurul Rahmah Kusuma
Copyright (c) 2025 Nurul Rahmah Kusuma
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266216116810.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5005Efektivitas Akad Tunggal dan Multi Akad; Tantangan dan Peluang Inovasi Produk pada Pegadaian Syariah di Indonesia
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5019
<p>Penelitian ini mengkaji dinamika penerapan akad tunggal dan multi akad pada Pegadaian Syariah di Indonesia, khususnya dalam menyediakan solusi pembiayaan berbasis syariah yang inovatif dan sesuai dengan prinsip Islam. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus, penelitian ini mengeksplorasi keunggulan, tantangan, serta dampak implementasi kedua jenis akad tersebut terhadap inovasi produk keuangan syariah. Akad tunggal, seperti rahn dan ijarah, menonjol karena kesederhanaan, efisiensi, dan kepatuhannya terhadap syariah. Namun, kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks mendorong penggunaan multi akad, seperti pada produk Arrum Haji yang menggabungkan akad rahn dan ijarah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa multi akad menawarkan fleksibilitas dan peluang untuk menciptakan produk keuangan yang lebih adaptif, tetapi juga menghadapi tantangan dalam menjaga kejelasan struktur akad, menghindari gharar, dan meningkatkan literasi masyarakat. Dukungan regulasi, seperti fatwa DSN-MUI, memberikan landasan hukum yang kuat untuk mengatasi kendala tersebut. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengawasan syariah dan edukasi publik guna mengoptimalkan multi akad sebagai instrumen strategis untuk memperluas inklusi keuangan syariah dan memperkuat daya saing Pegadaian Syariah di tengah dinamika ekonomi modern.</p>Kikin Mutaqin
Copyright (c) 2025 Kikin Mutaqin
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266216918410.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5019Dinamika Akad Tunggal dan Akad Multi-kontrak pada Lembaga Keuangan Syariah Bank
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5006
<p><span style="font-weight: 400;">Penerapan akad tunggal dan multi-akad pada transaksi keuangan di Lembaga Keuangan Syariah Bank telah lama dipraktekkan. Diantara akad tunggal yaitu murabahah dan mudharabah, sedangkan pada akad multikontrak dikenal adanya ada (MMQ) dan akad Ijarah Muntahiyah bi Tamlik. Dalam perspektif fiqh, penerapan akad tunggal tidak menimbulkan perbedaan mengingat akad tunggal lebih mudah diidentifikasi dari segi rukun, syarat, dan konsekuensinya sesuai fiqih. Beda halnya dengan multi akad yang berisiko terkait pelanggaran prinsip syariah, seperti gharar (ketidakjelasan), riba, atau maisir (spekulasi). Menyikapi hal tersebut perlu dilakukan kajian lebih mendalam dari beberapa perspektif. Dengan mengadopsi metode studi literatur, artikel ini mencoba menggali lebih dalam kepada beberapa sumber hukum syariah Al-Qur'an, Hadis, Ijma’, Qiyas serta DSN MUI untuk memastikan bahwa baik akad tunggal </span></p>Yusraini MuharniDedah JubaedahIwan SetiawanIan Rakhmawan SuherliIshandawi
Copyright (c) 2025 Yusraini Muharni, Dedah Jubaedah, Iwan Setiawan, Ian Rakhmawan Suherli, Ishandawi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266218519410.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5006Analisis Komparatif Konsep Ba'i, Tijarah, Khiyar Dalam Perspektif Empat Mazhab: Implikasi Terhadap Transaksi Ekonomi Modern
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5051
<p><em>This study examines the concepts of ba'i, tijarah, and khiyar from the perspective of four major schools of Islamic jurisprudence (Hanafi, Maliki, Shafi'i, and Hanbali) and their implications for modern economic transactions. The complexity of contemporary transactions and variations in fiqh muamalah interpretations among schools create challenges in harmonizing Islamic financial practices. Using a qualitative approach with content analysis method, this research analyzes classical fiqh literature and contemporary sources to identify similarities and differences in interpretations among the four schools. The findings reveal that the diversity of views among schools provides flexibility in developing modern Islamic financial products while maintaining fundamental sharia principles. The Hanafi and Hanbali schools tend to be more flexible in responding to transactional innovations, while the Maliki and Shafi'i schools emphasize prudential aspects and consumer protection. This research contributes to developing a theoretical framework that accommodates the diversity of fiqh interpretations in the modern economic context.</em></p>SulaemanDedah Jubaedah
Copyright (c) 2025 Sulaeman, Dedah Jubaedah
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266219520810.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5051Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return on Assets pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Periode 2017 - 2023
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/4996
<p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>intellectual capital</em> yang terdiri dari <em>value added capital employed</em> (VACA), <em>value added human capital</em> (VAHU), dan <em>structural capital value added</em> (STVA) terhadap <em>return on asset</em>s (ROA) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode 2017-2023. Alat analisis yang digunakan yaitu regresi data panel dengan data sekunder dari pengumpulan laporan keuangan bank umum syariah yang terdiri dari 8 BUS yang terdaftar di OJK dengan beberapa kriteria tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara VACA dan VAHU terhadap ROA, sedangkan STVA tidak berpengaruh terhadap ROA.</p>Muhammad Haris FadhillahShofia Zahra
Copyright (c) 2025 Muhammad Haris Fadhillah, Shofia Zahra
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266220921810.32670/ecoiqtishodi.v6i2.4996Fiqih Perbandingan Memanfaatkan Barang Gadai oleh Murtahin dan Penerapannya dalam Gadai Syariah di Indonesia
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5079
<p>In sharia pawning practices, problems often arise regarding whether the murtahin is allowed to use the pawned goods for his own benefit or not. Each school of thought has a different rationale and basis for arguments regarding this matter. This research aims to analyze comparative laws regarding the ability of murtahin (pawn recipients) to utilize pawned goods (rahn) based on the perspective of four madhhab imams (Hanafi, Maliki, Syafi'i, and Hanbali) and evaluate its application in sharia pawn products in Indonesia. This research uses a qualitative approach with a comprehensive literature study method, including analysis of classical fiqh books, accredited national journals and indexed international journals. The research results show that there are significant differences in views between the four madzhab imams. The Hanafi Madzhab allows murtahin to use pawned goods on condition that they have explicit permission from the rahin (pawnshop), because it is considered a form of ijarah (lease) agreement. On the other hand, the Maliki school of thought only allows it in emergency conditions or when there is a clear agreement, while still emphasizing the principle of avoiding the element of usury. The Syafi'i Madzhab strictly prohibits the use of pawned goods by murtahin, because it is seen as potential exploitation of the pledgor. Meanwhile, the Hanbali madzhab provides concessions provided that both parties agree and there are real benefits. In the practice of sharia pawning in Indonesia, referring to the Fatwa of the National Sharia Council-Indonesian Ulema Council (DSN-MUI) No. 25/DSN-MUI/III/2002 concerning Rahn, which emphasizes the prohibition on the use of pawned goods by murtahin, except in the context of a separate ijarah contract.</p> <p> </p>nanang .sobarna
Copyright (c) 2025 nanang .sobarna
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266221923410.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5079Analisis Hubungan antara Halal Branding dan Positioning Brand pada Pasar Muslim Global
http://journal.ikopin.ac.id/index.php/ecoiqtishodi/article/view/5072
<p>Penelitian ini menganalisis keterkaitan antara halal branding dan positioning brand di pasar Muslim global yang semakin berkembang pesat. Halal branding tidak hanya membangun kepercayaan konsumen Muslim, tetapi juga memperkuat citra merek dan diferensiasinya di tengah persaingan yang ketat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi halal branding berperan penting dalam menciptakan loyalitas konsumen, memperkuat posisi merek, serta memberikan keunggulan kompetitif. Dalam hal ini, perusahaan yang ingin berhasil di pasar Muslim global perlu menyadari pentingnya halal branding sebagai strategi yang meningkatkan daya saing melalui nilai-nilai syariah.</p> <p>Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka, yang mengumpulkan data dari berbagai literatur terkait konsep halal branding dan positioning merek. Dengan analisis konten, penelitian ini menemukan bahwa halal branding berpengaruh kuat terhadap persepsi dan keputusan pembelian konsumen, khususnya konsumen Muslim yang semakin mempertimbangkan aspek halal suatu produk. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa halal branding merupakan strategi positioning yang efektif untuk menarik perhatian konsumen Muslim, memberikan nilai tambah pada merek, dan mendukung pertumbuhan industri halal secara global.</p>Desty Nuraini
Copyright (c) 2025 Desty Nuraini
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0
2025-01-262025-01-266223524710.32670/ecoiqtishodi.v6i2.5072